Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan jatuhnya pesawat maskapai Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem pemeliharaan pesawat dalam negeri.

"Ini merupakan suatu tragedi yang menurut saya, kita akan perbaiki terus ke depan di dalam pemeliharaan pesawat-pesawat kita," katanya, dalam acara peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia 2021 secara daring, Senin, 11 Januari.

Luhut mengapresiasi langkah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang gerak cepat menangani masalah ini. Ia juga memimpin doa untuk para penumpang dan kru pesawat dalam kecelakaan tersebut.

"Saya sekali lagi belasungkawa sedalam-dalamnya atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air," ucap Luhut.

Seperti diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, atau 11 nautical mile dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang-Banten pada Sabtu, 9 Januari.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 take off pukul 14.36 WIB. Satu menit kemudian pesawat berada di ketinggian 1.700 kaki dan diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen.

"Pukul 14.40 Sriwijaya tidak ke arah 075 derajat melainkan ke barat laut, oleh karenanya ditanya ATC untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian, dalam hitungan seconds, SJY 182 hilang dari radar," kata Budi, Sabtu, 9 Januari.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Sementara itu, Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena mengatakan pesawat yang jatuh di sekitar Kepulauan Seribu tersebut dalam kondisi sehat dan tak bermasalah.

"Kalau kondisi pesawat dalam keadaan sehat, sebelumnya pulang pergi ke Pontianak dan harusnya tidak ada masalah. Laporan dari maintanance semuanya lancar," kata Jefferson dalam dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten yang disiarkan di KompasTV, Sabtu, 9 Januari.

Dia juga menyebut penundaan atau delay yang terjadi selama 30 menit sebelum penerbangan, bukan disebabkan adanya kerusakan mesin pesawat. Penundaan ini terjadi akibat adanya cuaca buruk di rute penerbangan yang akan dilalui.

"Delay akibat hujan deras. Makanya kemudian ada sebelum boarding," tegasnya.