Bagikan:

JAKARTA - Partisipasi politik pada pemilu tahun 2024 akan didominasi oleh generasi muda (Milenial dan Gen Z). Didukung oleh data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2021 mengenai jumlah penduduk Indonesia, sebanyak 53,81 persen adalah Generasi Milenial dan Gen Z.

Walaupun menjadi mayoritas, mereka dikenal sebagai generasi yang tidak terlalu menunjukkan partisipasi politik yang kuat. Apakah benar? Mari pahami partisipasi politik Generasi Milenial dan Gen Z berdasarkan datanya.

1. Tanggapan Generasi Milenial terhadap Kondisi Politik Indonesia

Pada tahun 2022, IDN Research Institute bersama Populix mengadakan riset berjudul “Indonesia Millenial Report” untuk meneliti pandangan, kebiasaan, dan nilai yang mempengaruhi responden MIlenial untuk membuat suatu keputusan pada hidupnya.

Dari survey tersebut, data menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 77 persen memiliki pandangan yang baik tentang arah kondisi politik di Indonesia. Sebanyak 49 persen responden beranggapan bahwa kondisi politik Indonesia kurang baik, tetapi mereka yakin bahwa kondisi ini akan mengarah menjadi lebih baik. Kemudian, 27 persen responden Milenial beranggapan kondisi politik Indonesia sudah bagus dan akan bergerak ke arah yang lebih baik.

Sementara itu, 10 persen responden beranggapan kondisi saat ini sudah cukup bagus dan malah akan bergerak menjadi lebih buruk di kemudian hari. Hanya 15 persen responden Milenial beranggapan bahwa kondisi saat ini tidak baik dan malah akan menjadi lebih buruk lagi di masa mendatang.

Kesimpulannya, mayoritas Generasi Milenial ini memiliki pandangan optimis tentang masa depan politik di Indonesia. Rasa optimis ini muncul karena responden Milenial percaya bahwa ada nilai-nilai penting yang semakin kuat di politik Indonesia.

2. Nilai Penting Seorang Pemimpin yang Dicari Oleh Generasi Milenial

Generasi Milenial memiliki pilihannya sendiri dalam melihat calon pemimpin yang sesuai untuk negara Indonesia. Berikut adalah 4 nilai yang harus dimiliki pemimpin Indonesia menurut responden Milenial:

- 82 persen responden Milenial mementingkan visi dan misi seorang pemimpin

- 82 persen responden Milenial setuju bahwa partisipasi politik pemimpin dengan integritas tinggi dan tidak korupsi sangat diharapkan hadir dalam Pemilu 2024

- Pengalaman politik dirasa penting oleh 73% responden Milenial

- Bagi 62 persen responden Milenial, background pemimpin menjadi hal penting

3. Tokoh Politik dengan Popularitas paling Tinggi di Kalangan Generasi Milenial

Dari penjelasan di atas, sudah tercantum jelas nilai apa yang dicari dari seorang pemimpin oleh responden Generasi Milenia. Terdapat 5 tokoh politik terpopuler menurut pilihan responden Milenial, berikut di antaranya:

Ganjar Pranowo

Sosok ini sudah aktif dalam dunia politik Indonesia sejak tahun 2004 di Komisi IV DPR-RI dan memiliki popularitas tertinggi sebanyak 18 persen. Sosok Ganjar Pranowo juga dikenal sebagai politisi yang akrab dan sering berkomunikasi dengan publik menggunakan media sosial Twitter.

Joko Widodo

Popularitas politik Joko Widodo disebabkan karena latar belakangnya sebagai rakyat biasa yang merupakan pengusaha kayu. Karier politiknya dimulai saat Jokowi terpilih menjadi Wakil Walikota Surakarta atau Solo pada 2005. Joko Widodo memiliki popularitas sebanyak 16 persen.

Prabowo Subianto

Prabowo Subianto adalah figur politik dengan latar belakang militer yang kuat. Kariernya berawal sebagai prajurit Kopassus TNI Angkatan Darat, hingga berhasil menduduki jabatan Komandan Jenderal Kopassus, hingga Panglima Kostrad. Saat ini Prabowo memiliki tingkat popularitas sebesar 14 persen.

Anies Baswedan

Anies Baswedan memiliki latar belakang di bidang pendidikan yang cukup kuat karena ia sempat menerima beasiswa program magister di Amerika Serikat pada 1996 dan menjadi Rektor Universitas Paramadina pada 2007. Saat ini Anies Baswedan memiliki tingkat popularitas sebesar 11 persen.

Ridwan Kamil

Ridwan Kamil adalah tokoh politik yang mengawali kiprah profesionalnya di bidang arsitektur. Setelah mendapat gelar S2 dari Universitas California, Berkeley, ia menjadi dosen tidak tetap selama 14 tahun di ITB (Institut Teknologi Bandung). Saat ini Ridwan Kamil memiliki tingkat popularitas sebesar 10 persen.

Bagaimana tokoh-tokoh tersebut mendapatkan kepopuleran yang tinggi?

Dapat dilihat secara sekilas dari profil diri tokoh di atas bahwa masing-masing figur memulai karier politik di momentum yang berbeda-beda. Walaupun masing-masing tokoh memiliki pengalaman dan pencapaiannya sendiri, popularitas yang didapatkan dipengaruhi oleh hal lain, yaitu strategi marketing politik atau political marketing.

Political Marketing dimaknai sebagai seluruh strategi membangun persona, menunjukkan sikap, mempromosikan visi dan misi, meraih simpati publik, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang dilakukan untuk menjadi figur yang dipilih oleh mayoritas masyarakat ketika pemilihan umum dilaksanakan.

Alasan Pentingnya Skill Political Marketing

Meski secara spesifik banyak digunakan untuk kegiatan politik seperti pemilihan umum, ilmu political marketing sebenarnya biasa ditemukan pada strategi bisnis dan juga kampanye pemasaran. Karena itu, skill political marketing tak hanya berguna untuk orang-orang yang ingin menjadi politisi, namun juga bagi orang-orang yang ingin memahami behaviour konsumen untuk strategi kesuksesan bisnisnya.

Jika kamu tertarik untuk mendalami political marketing maka menempuh pendidikan formal S2 di program Ilmu Politik bisa menjadi tempat untuk memulai. Selain itu, ada juga program kursus online sekelas magister yaitu Mini MBA Political Marketing yang merupakan program kolaborasi Kuncie dengan SBM ITB dan LSI (Lingkaran Survei Indonesia).