PONOROGO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur merekomendasikan relokasi total 43 KK di rumahnya terdampak langsung bencana tanah gerak di Desa Tumpuk, Kabupaten Ponorogo.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto usai meninjau ke lokasi tanah gerak yang menyebabkan puluhan rumah rusak dan ratusan warga mengungsi tersebut.
"Setelah melihat lokasi kejadian, kondisi rekahan tanah ternyata cukup parah. Karena itu, kita berharap semua warga bisa berpindah ke tempat yang telah disediakan," ujar Gatot dilansir ANTARA, Rabu, 1 Maret.
Saat melakukan peninjauan lapangan bersama Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (PRKPCK) Jatim serta Kepala Bakorwil I Madiun itu, Gatot mendapati kondisi retakan tanah yang terus mengalami penambahan.
Selain bertambah panjang dan tersebar di belasan titik, rekahan tanah juga terlihat semakin dalam setiap harinya.
Saat ini kedalaman tanah yang ambles mencapai 20-40 centimeter.
Warga yang rumahnya terdampak juga mulai mengevakuasi perabotan dan barang-barang yang dipandang masih bisa dimanfaatkan.
"Ada 43 KK yang sudah mengungsi di tempat pengungsian yang kita siapkan di bekas balai desa," ujar Kades Tumpuk, Imam Sulardi.
Menurut dia, kerusakan rumah yang diakibatkan gerakan tanah saat ini sudah semakin parah. Karena itu, tidak ada pilihan lain kecuali relokasi.
Dia berharap kepada BPBD Kabupaten Ponorogo dan BPBD Jatim untuk bisa membantu proses relokasi yang diinginkan warga.
BACA JUGA:
BPBD juga membantu warga terdampak mengevakuasi perabotan dan barang-barangnya, serta menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga yang secara simbolis diserahkan oleh Kepala Bakorwil Madiun dan Kadis PRKP Cipta Karya dan Permukiman Jatim.
Adapun bantuan yang diserahkan, berupa, paket sembako sebanyak 50 paket, selimut 50 lembar, pasta gigi 50 batang, sikat gigi 50 batang, sabun mandi 50 batang, handuk 50 lembar dan tikar sejumlah 25 lembar.