Flu Burung Tewaskan Bocah 11 Tahun di Kamboja, Pelabuhan Batam Tingkatkan Kewaspadaan
Ilustrasi pengamanan hari raya di Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa, NTT. (Antara)

Bagikan:

BATAM - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas I Batam meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya orang dari luar negeri ke Indonesia melalui Batam menyusul temuan kematian anak 11 tahun di Kamboja yang diduga terinfeksi virus flu burung H5N1.

"Kalau pengetatan secara langsung belum, misalnya seperti melakukan pemeriksaan kepada setiap yang masuk. Tapi kami sudah meningkatkan kewaspadaan dengan memperhatikan orang-orang yang datang apabila terlihat bergejala terinfeksi flu burung," ujar Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PKSE) KKP Kelas I Batam, Romer Simanungkalit, Selasa 28 Februari, disitat Antara.

Dia menyebutkan, pihaknya juga sudah mendapat surat edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan pengawasan di pintu masuk dan keluar pelabuhan internasional yang ada di Batam.

Pengawasan yang dilakukan oleh KKP Batam di pintu masuk dan keluar pelabuhan internasional, kata dia, saat ini masih bersifat umum hanya melakukan pengawasan.

Namun, dia menegaskan bahwa untuk kesiapsiagaan, pihaknya cukup siap karena sudah memiliki pengalaman saat melakukan pengawasan terhadap COVID-19.

"Kesiapan kami cukup, apalagi kita pernah menangani COVID-19. Tidak ada kesiapan khusus untuk itu tapi kami masih melakukan pengawasan untuk COVID-19. Untuk SDM (sumber daya manusia) kami juga memadai," tuturnya.

Dia menjelaskan, flu burung H5N1 biasanya memiliki gejala seperti demam, batuk, dan pilek. Nantinya jika ditemukan pada pintu kedatangan orang dengan gejala tersebut akan dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Sampai sekarang masih aman, kami belum menemukan gejala itu pada orang yang masuk,” tandasnya.