Bagikan:

JAKARTA - Tim pencarian dan pertolongan (SAR) Indonesia atau INASAR mengakhiri tugas kemanusiaan setelah 12 hari bertugas membantu evakuasi korban gempa di kawasan Antakya, Provinsi Hatay, Turki.

Provinsi Hatay merupakan wilayah paling terdampak gempa berkekuatan 7,8 SR yang mengguncang Turki tenggara pada 6 Februari lalu.

Tim INASAR pulang ke Tanah Air dengan pesawat Garuda Indonesia pada Rabu, 22 Februari malam. Tim INASAR berjumlah 50 orang , disertai dengan dengan 3 SAR dog.

Selama bertugas sejak 12 Februari 2023 di Antakya, tim INASAR berhasil mengevakuasi 15 jenazah korban gempa Turkiye, 2 di antaranya WNI yang ditemukan di Diyarbakir. Total waktu operasi para personel secara bergantian ini mencapai lebih dari 100 jam.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengapresiasi kerja INASAR karena tim ini mampu berkontribusi dalam tugas kemanusiaan internasional di bawah koordinasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Misi yang dilakukan INASAR ini mendapatkan kepercayaan bukan hanya sebagai wakil Indonesia tetapi juga juga internasional. Ini menjadi bagian dari misi PBB,” ujar Muhadjir, dikutip pada Kamis, 23 Februari.

Pascagempa tim SAR berbagai negara dengan kualifikasi Internasional Search and Rescue Advisory Group (Insarag) medium dan heavy bekerja di bawah komando USAR Coordination Cell dan kemudian pada lingkup yang lebih kecil di Section Coordination Cell.

Dengan berakhirnya periode golden time dalam pencarian dan pertolongan, kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh badan penanggulangan bencana Turki atau AFAD.

Lebih lanjut, Muhadjir menyebut terdapat rencana untuk meningkatkan kualifikasi tim INASAR ke depan pada tingkat heavy dari Insarag. Kata dia, Presiden Joko Widodo telah setuju untuk mendorong kualifikasi heavy ini sesuai dengan standar internasional di bawah PBB.

“Presiden sudah memerintahkan kepada saya supaya dibicarakan alokasi anggarannya supaya ada kebijakan khusus,” ucapnya.