Bagikan:

MALANG - Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menyatakan bahwa hasil uji laboratorium sampel makanan yang dikonsumsi ratusan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mengandung bakteri Eschirichia Coli (E. Coli).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Wijanto Wijoyo mengatakan, pemeriksaan sampel makanan itu dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Timur.

"Dari UPTD Labkesda Surabaya, hasilnya sudah keluar, ada bakteri E. Coli," kata Wijanto.

Pada Selasa (7/2), Dinas Kesehatan Kabupaten Malang melaporkan sebanyak 510 mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya keracunan makanan saat melaksanakan kegiatan Kemah Kerja Mahasiswa (KKM) di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

Dari 510 mahasiswa yang mengalami keracunan makanan tersebut, delapan orang di antaranya harus menjalani perawatan di Puskesmas Wagir. Dari delapan orang yang menjalani perawatan, lima orang di antaranya telah dipulangkan.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizki Saputro mengatakan bahwa kadar bakteri E. Coli pada hasil uji laboratorium yang berasal dari sampel makanan tersebut, melebihi batas wajar. Sampel makanan yang dilakukan uji laboratorium adalah makan siang dan malam.

Ia mengatakan bahwa kadar bakteri E. Coli yang melebihi batas kewajaran itu, menjadi kemungkinan penyebab ratusan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mengalami keracunan. Sementara untuk air yang dikonsumsi mahasiswa, merupakan air yang bersih.

"Kemungkinan penyebab gejala keracunan itu dari makanan yang dikonsumsi mahasiswa mengandung E. Coli. Sebab, kalau air yang diminum mahasiswa, yang diambil dari kawasan setempat bersih," katanya.

Satreskrim Polres Malang akan meminta keterangan saksi ahli dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Hingga saat ini, ada tujuh orang yang sudah diperiksa, terdiri atas enam juru masak dan satu orang dari Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

"Berdasarkan keterangan proses memasak normal-normal saja. Yang pasti kasus ini akan kami dalami terus, apakah ada racun dalam masakan akibat kelalaian, atau memang karena adanya bakteri," ujarnya.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan para saksi, kejadian keracunan makanan tersebut terjadi pada Selasa (7/2) pukul 00.30 WIB. Sebelumnya, para mahasiswa itu mendapatkan jatah makan pada Senin (6/2) sore dan malam hari.

Waktu kejadian tersebut berlangsung sangat cepat dengan selang waktu terpendek tiga jam dan terpanjang selama enam jam. Pada kurun waktu tersebut, ada sebanyak 510 mahasiswa yang mengalami keracunan makanan dengan gejala diare dan mual.

Kegiatan KKM itu diikuti oleh 1.279 mahasiswa baru meliputi lima proyek pengabdian masyarakat, yaitu pembangunan infrastruktur penerangan jalan umum (PJU) berbasis tenaga surya, perabatan jalan, normalisasi saluran irigasi, sosialisasi sistem pengolahan sampah, dan pengajaran ilmu pengetahuan dan teknologi di sekolah dasar.