Kaltara Siap Suplai Komoditas Perikanan Andalan untuk IKN Nusantara
Kawasan Delta Kayan di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara dipotret dari ketinggian. Kawasan Delta Kayan merupakan 'rumah' bagi budidaya udang windu dan kepiting organik di Kalimantan Utara. (ANTARA/Muh. Arfan)

Bagikan:

TANJUNG SELOR - Kalimantan Utara siap menyuplai dan memenuhi empat komoditas andalan hasil kelautan dan perikanan yakni kepiting, udang windu, ikan bandeng, dan rumput laut kebutuhan pangan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

"Selain untuk ekspor, Kalimantan Utara tentu sangat siap untuk suplai pangan dari hasil kelautan dan perikanan yang kita miliki untuk IKN Nusantara," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Utara, Rukhi Syayahdin di Tanjung Selor dilansir ANTARA, Senin, 6 Februari.

Bahkan selain IKN, Kalimantan Utara siap memenuhi kebutuhan konsumsi hasil kelautan dan perikanan secara domestik ke 2,7 juta orang yang direncanakan akan bekerja di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan.

Rukhi menerangkan, Kalimantan Utara memiliki garis pantai kurang lebih 3.500 km serta kewenangan pengelolaan sampai 12 mil laut atau setara kurang lebih 776 ribu hektare.

"Kita juga punya 196 pulau-pulau kecil yang sangat potensi untuk tambak," kata dia.

Menurutnya, potensi udang windu Kalimantan Utara masih cukup besar dan sangat diminati Asia Timur dan Timur Tengah. Udang windu Kalimantan Utara dibudidaya secara organik dan tradisional.

Tahun 2020 berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara produksi udang windu mencapai 8.752 ton dengan nilai ekonomis mencapai Rp886,6 miliar.

"Sehingga kalau kita berbicara komoditas yang tidak tersentuh zat kimia itu akan dicari orang. Kami komunikasi dengan beberapa perusahaan cold storage mereka sepakat agar udang windu yang original ini dijaga dengan baik," kata dia.

Adapun kepiting bakau juga menjadi komoditas unggulan Kalimantan Utara. Bahkan nilai ekonomisnya lebih tinggi dibanding udang windu.

"Kepiting yang dulunya menjadi hama, sekarang dicari. Harga kepiting pun sangat tinggi bahkan di atas harga udang. Kemarin menjelang Imlek di level nelayan harganya Rp300-400 ribu per kilogram. Sekarang harga udang ukuran 20 sekitar 150 ribu. Jadi masih tinggi kepiting," kara Rukhi.

Catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Utara, daerah ini telah memproduksi kepiting sebanyak 756,67 ton pada tahun 2021 dari kawasan tambak milik masyarakat yang tersebar di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung.

Sedangkan ikan bandeng pada tahun 2020 berdasarkan catatan BPS Kalimantan Utara produksinya mencapai 4.480 ton dengan nilai ekonomis mencapai Rp69,8 miliar.

"Kalimantan Utara sudah sangat dikenal dengan bandeng sejak dahulu. Komoditas ini sudah ekspor ke China, Jepang, bahkan sampai Qatar. Artinya kita bersyukur bahwa komoditas perikanan selalu dicari," ujarnya.

Komoditas andalan lainnya adalah rumput laut. Budidaya rumput laut terkonsentrasi di Tarakan dan Nunukan. Tahun 2021 Kalimantan Utara memproduksi 62 ribu ton rumput laut kering.

"Ini secara fakta ekonomi itu betul-betul berkembang dari rumput laut. Kalau dikonversikan harga Rp20 ribu per kilogram, bahkan ada lebih dari harga itu, maka ada Rp1,2 triliun perputaran uang di Kalimantan Utara hanya dari hasil rumput laut," ujarnya