Kasus Gagal Ginjal Muncul Lagi, Dinkes DKI Imbau Warga Tak Langsung Berikan Obat Jika Anak Demam
Photo by Matteo Fusco on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Ngabila Salama meminta masyarakat untuk tidak langsung memberikan obat sediaan sirop ketika anak demam.

Hal ini menyikapi dua kasus baru gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Jakarta, setelah beberapa waktu tak muncul kasusnya di Indonesia. Ngabila menyarankan warga memilih berkonsultasi kepada dokter ketika anak mengalami gejala sakit.

"Usahakan tidak langsung minum obat. Kalaupun keluhan tidak membaik harus minum obat di bawah supervisi dokter ahli. Kita serahkan kepada dokter ahli untuk membuat jaustifikasi dan pengobatan yang terbaik," kata Ngabila kepada wartawan, Senin, 6 Februari.

Dari dua kasus gagal ginjal baru ini, satu kasus konfirmasi telah meninggal dunia. Sementara, satu kasus lainnya masih suspek gagal ginjal dan tengah menjalani perawatan.

"Yang kini tengah dirawat kondisinya sudah ditangani lebih baik. Tentunya ada progres yang lebih baik," ujar dia.

Sebagaimana diketahui, salah satu kasus gagal ginjal yang kembali muncul ini diderita oleh anak berusia 1 tahun. Ia mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023. Sang anak diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek oleh orang guanya dengan merk Praxion.

Pada tanggal 28 Januari, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (anuria) kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta, untuk mendapatkan pemeriksaan, dan pada tanggal 31 Januari mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa.

Dikarenakan ada gejala GGAPA maka direncanakan untuk dirujuk ke RSCM, tetapi keluarga menolak dan pulang paksa. Pada tanggal 1 Februari, orang tua memutuskan untuk membawa kembali pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD, dan pasien sudah mulai buang air kecil.

Pada tanggal 1 Februari, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole. Namun 3 jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB, pasien dinyatakan meninggal dunia dalam keadaan konfirmasi GGAPA

Sementara itu, satu kasus lainnya masih merupakan suspek, anak berusia 7 tahun, mengalami demam pada tanggal 26 Januari, kemudian mengkonsumsi obat penurun panas sirop yang dibeli secara mandiri.

Kronologinya, pada tanggal 30 Januari mendapatkan pengobatan penurun demam tablet dari Puskesmas. Pada tanggal 1 Februari, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan. Pada tanggal 2 Februari dirawat di RSUD Kembangan, kemudian dirujuk, dan saat ini masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta.

Dengan dilaporkannya tambahan kasus baru, hingga 5 Februari 2023 tercatat 326 kasus GGAPA dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia. Dari sejumlah tersebut 116 kasus dinyatakan sembuh, sementara enam kasus masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta.