Jokowi Pernah Janji Pecat Mentan Jika Gagal Swasembada Kedelai
Presiden RI, Joko Widodo. (Foto: Dok. Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Masalah kedelai tengah mencuat lantaran aksi mogok produsen tahu dan tempe di berbagai daerah imbas dari derasnya impor kedelai yang menyebabkan harga bahan pangan tersebut naik signifikan. Janji-janji pemerintah terkait swasembada kedelai, masih nihil terlaksana.

Melihat janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa tahun lalu, atau saat periode dia menjabat sebagai kepala negara di 2014-2019, dirinya sempat melontarkan janji melakukan swasembada kedelai. Saat itu, mantan Wali Kota Solo itu menargetkan Indonesia bisa swasembada pangan khususnya untuk 3 jenis produk pertanian yakni padi, jagung, dan kedelai dalam 3 tahun.

Kedelai dinilai yang paling sulit, karena memang besarnya ketergantungan pada impor. Presiden Jokowi bahkan mengklaim bakal memecat Menteri Pertanian jika target swasembada tak bisa direalisasikan.

"Saya sudah beri target Menteri Pertanian tiga tahun, tidak boleh lebih. Hati-hati, tiga tahun belum swasembada, saya bakal ganti menterinya," kata Presiden Jokowi saat memberi kuliah umum di Kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada akhir 2014 lalu.

Dalam kuliah umum itu juga Jokowi menekankan target swasembada tersebut minimal, secara khusus dikonsentrasikan di 11 provinsi. Saat itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga menargetkan pembangunan 30 bendungan untuk memaksimalkan penyediaan irigasi lahan pertanian.

"Pendanaannya diperkirakan akan menghabiskan Rp24 triliun, yang akan diambil dari pengalihan subsidi BBM bersubsidi. Jika dengan bendungan itu swesembada terwujud, maka bisa memperkuat sektor ekspor (pertanian)," kata dia.

Jokowi juga menegaskan bahwa dirinya sangat tidak sepakat dengan impor pangan. Menurutnya, impor berlebihan terhadap berbagai komoditas pangan perlu dihindari sebab akan membuat petani merugi.

Sebagaimana diberitakan, aksi mogok produksi yang dilakukan perajin tahu dan tempe wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) berlangsung sejak Kamis 31 Desember 2020. Aksi yang dipicu naiknya harga kedelai.

Ketua Bidang Hukum Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia (SPTI) Fajri Safii dalam keterangan tertulis, Sabtu 2 Januari mengatakan aksi mogok produksi tersebut terpaksa dilakukan mengingat harga kedelai naik hingga 35 persen.

Menurut dia, saat ini lonjakan harga kedelai mencapai kisaran Rp9.000 sampai Rp10.000. Sedangkan, harga kedelai pada bulan lalu, ungkapnya, hanya di kisaran Rp7.000 sampai Rp7.500.