MEDAN - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyebut Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) lewat program kredit masyarakat ekonomi sejahtera (Mesra) merupakan solusi mengatasi rentenir di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).
"Bank BJB punya produk yang bisa membantu bagi warga menengah bawah pinjam uang tanpa suku bunga, tanpa agunan," ujar Ridwan Kamil pada acara BJB Mesrakan Medan, di Lapangan Benteng Medan, Sumut dilansir ANTARA, Rabu, 1 Februari.
Untuk persyaratan, dipastikan Kang Emil, sangat sederhana, yakni harus berkelompok lima hingga 10 orang, lalu rajin beribadah karena penyaluran kredit ini bernapaskan Pancasila.
Bagi umat Kristiani ke gereja, sedangkan yang Muslim ke masjid, dan lain sebagainya, sehingga mereka mendapat rekomendasi dari pengurus rumah ibadah setempat.
Mantan Wali Kota Bandung, Jabar ini mengatakan, pemberian kredit ini agar dijadikan modal usaha bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Pulang dari rumah ibadah dapat pertolongan. Dari Rp500 ribu sampai Rp5 juta. Jadi bila ada 10 orang masing-masing Rp5 juta dapat pinjaman Rp50 juta. Untuk kredit yang paling bawah ya," kata dia.
Pihaknya menyebutkan Pemerintah Provinsi Jabar tidak menginginkan rakyat Indonesia menjadi korban rentenir yang sekarang pindah ke digital menjadi pinjaman online/daring (pinjol) ilegal.
"Dulu diintimidasi debt collector (penagih utang), sekarang diintimidasi secara digital kan. Wajahnya dipermalukan dikirim ke mana-mana. Jadi, inilah solusi," katanya.
Menurut Ridwan Kamil, sudah ribuan masyarakat yang mendapatkan manfaat di belasan kabupaten/kota se-Indonesia melalui cabang-cabang Bank BJB.
Kang Emil juga mengungkapkan kredit macet program ini tercatat 1,3 persen hingga akhir tahun ini, sehingga pihaknya meminta media massa untuk memperluas informasi ini, khususnya di Sumut.
Data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jabar akhir tahun lalu menyebut program kredit BJB Mesra sejak 2018 telah menjangkau tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Banten, dan Bali.
Program kredit BJB Mesra sudah disalurkan di 397 kecamatan dengan jumlah 1.188 kelurahan atau desa di Jawa Barat, Bali, dan Banten.
"Ini yang membuat Jawa Barat tingkat kemiskinannya turun tertinggi di Indonesia 2022, salah satunya inovasi yang luar biasa tersebut," ujar Gubernur Jabar.