Cerita Pertama Kali 'Maung' Lahir, Ada Peran Besar Prabowo
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menhan Prabowo Subianto (kiri) menaiki mobil Maung buatan Pindad. (Foto via ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia, lewat PT Pindad, telah memproduksi kendaraan taktis yang diberi nama Maung. Saat ini, rantis itu sudah memasuki generasi ketiga.

Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, mengatakan, kelahiran rantis Maung ini tak lepas dari peran besar Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Abraham mengatakan sejak memulai jabatannya sebagai Menhan Kabinet Indonesia Maju, Prabowo sudah aktif berkomunikasi dengan Pindad terkait ide pembuatan rantis 4x4.

"Sejak tahun awal menjadi Menhan, beliau bertanya soal tactical vehicle 4x4; kemudian Pindad membuatnya dan beliau beri nama Maung. Itu yang pertama sekali," kata Abraham, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 21 Januari.

Menurut Abraham, Prabowo tidak berhenti puas hanya dengan kehadiran Maung yang pertama. Prabowo terus meminta beragam inovasi dan perbaikan hingga akhirnya Pindad meluncurkan generasi ketiga rantis tersebut.

Generasi ketiga Maung sudah sempat lebih dulu diperkenalkan ke publik lewat unjuk kebolehan di ajang Indo Defence Expo & Forum 2022 pada November 2021.

Pada 18 Januari lalu, di sela-sela Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan nama kendaraan tersebut dengan tetap mengusung nama Maung.

Abraham menjelaskan Maung generasi ketiga memiliki kelebihan utama dari segi bodi mobil yang memungkinkan kendaraan itu lebih tangguh dalam bermanuver di berbagai medan ekstrem.

"Lebih canggih dari sebelumnya, dari segi performance, secara power, struktur bodi, dan dari segi penampilan juga lebih baik," katanya.

Dia menambahkan Prabowo senantiasa mendorong Pindad untuk terus menaikkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari Maung, yang saat ini berada pada kisaran 65 persen. Pindad senantiasa melibatkan tenaga ahli dan sumber daya manusia (SDM) berkompeten untuk mewujudkan peningkatan TKDN tersebut, katanya.

Dalam waktu dekat, salah satu langkah untuk menaikkan TKDN adalah dengan membangun pabrik mesin mandiri.

"Kalau (pabrik mesin) sudah ada di Indonesia, mulai dari bodinya, tubular frame, dan mesin sudah bisa dibuat di Indonesia; maka TKDN akan naik mendekati 70 sampai 80 persen," ujar Abraham.