UGM Temukan 4 Mutasi COVID-19 di Yogyakarta dan Jateng
ILUSTRASI/Pixabay

Bagikan:

JAKARTA - Varian baru COVID-19 kini jadi perhatian. Pemerintah Indonesia bahkan menutup pintu bagi warga negara asing (WNA) selama dua pekan pada awal tahun 2021 mencegah kemungkinan penyebaran varian baru COVID-19.

Soal varian baru COVID-19, peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menemukan empat mutasi virus COVID-19 di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Melalui Pokja Genetik FK-KMK UGM dan tim telah berhasil mengidentifikasi Whole Genome Sequencing (WGS) empat isolat dari Yogyakarta dan Jawa Tengah yang ditengarai mengandung mutasi D614G.

Mutasi D614G pada virus SARS-CoV-2 ini mempunyai daya infeksius 10 kali lebih tinggi telah tersebar hampir di seluruh pelosok dunia, yaitu 77.5 persen dari total 92.090 isolat mengandung mutasi D614G. Sedangkan di Indonesia sendiri sudah dilaporkan sebanyak 9 dari 24 isolat yang dipublikasikan mengandung mutasi D614G. 

“Sepertiganya terdeteksi di Yogyakarta dan Jawa Tengah," ungkap Ketua Pokja Genetik FK-KMK UGM, dr. Gunadi, Sp.BA., Ph.D dikutip dari laman UGM, Selasa, 29 Desember.

Menurut Gunadi, pihaknya mengambil ribuan sampel isolat dari DIY dan Jawa Tengah, namun demikian ditemukan ada 15 sampel yang diketahui kemungkinan bermutasi tetapi setelah diuji lebih lanjut hanya didapatkan empat isolat yang dianggap bermutasi. 

“Dari empat sampel itu, tiga sampel dari DIY dan satu sampel dari Jawa Tengah,” katanya.

Anggota peneliti lainnya dari tim Laboratorium Diagnostik FK-KMK, dr. Titik Nuryastuti menuturkan didapatkannya empat sampel isolat yang bermutasi ini setelah tim mengumpulkan seluruh sampel yang berasal dari 98 fasilitas kesehatan (faskes) di DIY dan 30 faskes di Jawa Tengah. Menurutnya, sampel dari faskes ini diambil dari berbagai Rumah Sakit, Puskesmas dan Dinas Kesehatan.  

“Sampel di DIY lebih dominan, tercatat 11.250 sampel dan 4.311 sampel dari Jawa Tengah. Secara keseluruhan ada 1.083 yang dinyatakan positif,” ujarnya.

Gunadi menegaskan dengan fakta terdeteksinya virus SARS-CoV-2 dengan mutasi D614G ini, sudah seharusnya semua pihak lebih disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, menggunakan masker, hindari kerumunan dan selalu menjaga jarak.

Dekan FK-KMK, Prof Ova Emilia. menuturkan penemuan awal ditemukannya mutasi virus COVID-19 ini diharapkan akan mendukung upaya pemerintah yang saat ini tengah dalam uji pengembangan vaksin. 

“Kita sangat bersyukur ada penemuan awal ini sehingga nantinya bisa berperan dalam pengembangan vaksin maupun obat dan terapi kedepannya. Selain itu, memberikan dampak pada strategi kebijakan kesehatan masyarkat maupun pengelolaan pasien di rumah sakit,” katanya.