BMKG Sebut Fenomena Pulau Baru Pascagempa Maluku Bukan Pertama Kali Terjadi, Biasanya Bakal Hilang
Fenomena pulau baru di Desa Teinaman kecamatan Tanimbar utara, pasca gempa berkekuatan magnitudo 7,5 mengguncang Maluku. ANTARA/Ho-Dokumentasi warga.

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan fenomena alam kemunculan gunung lumpur yang tampak seperti pulau baru pascagempa Maluku pada Selasa, 10 Januari lalu bukan yang pertama kali terjadi.

Gempa yang mengguncang Maluku kemarin berkekuatan magnitudo 7,5. Usai kejadian tersebut, media sosial dihebohkan atas munculnya keanehan alam berupa pulau baru yang muncul di permukaan laut Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.

"Sebenarnya peristiwa alam semacam ini merupakan fenomena alam biasa yang dikenal dengan istilah kemunculan gunung lumpur yang populer disebut sebagai mud volcano. Gunung lumpur ini terkadang muncul di permukaan beberapa saat pasca terjadinya gempa kuat," kata Daryono kepada VOI, Rabu, 11 Januari.

Daryono menjelaskan, fenomena pulau baru pascagempa semacam ini pernah terjadi di sejumlah negara.

Ia mencontohkan, ada kemunculan pulau baru usai gempa Ormara, Makran, pada 28 November 1945; gempa Niikappu, Jepang, pada 4 Maret 1956, gempa Gobi Altay, Mongolia pada 4 Desember 1957; gempa Kandewari, Pakistan pada 26 Januari 2001; gempa Andaman pada 26 Desember 2004; dan gempa Gwadar Pakistan pada 24 September 2013.

Berdasarkan kejadian-kejadian sebelumnya, Daryono menyebut bahwa umumnya fenomena pulau baru ini akan hilang dengan sendirinya.

"Gunung lumpur seperti ini akan hilang sendirinya karena biasanya terkikis air laut karena merupakan material tidak kompak," ujar Daryono.

Lebih lanjut, Daryono menguraikan proses terjadinya fenomena pulau baru pascagempa. Secara fisik, tekanan di dalam lapisan kulit bumi terakumulasi ketika cairan dan gas bawah tanah tidak dapat keluar akibat terjebak dalam lapisan sedimen.

"Material lunak ini terperangkap yang kemudian dapat menjadi overpressure jika ditekan oleh gaya tektonik atau karena adanya masukan guncangan gempa kuat sebagai input motion," jelas dia.

Gempa memberi tekanan pada lebih lapisan plastis di bawahnya; saat tekanan di lapisan yang lebih dalam mengendur, tekanan menyebar ke luar.

Gunung lumpur pulau baru akhirnya terbentuk ketika cairan dan gas dalam Bumi menemukan jalan keluar ke permukaan melalui rekahan batuan yang terbentuk akibat guncangan gempa kuat.

"Selanjutnya material lunak ini secara perlahan bergerak ke atas rekahan, membawa material lumpur membentuk gunungan lumpur," imbuhnya.