Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Filipina memperpanjang larangan penerbangan dari Inggris selama dua minggu sampai pertengahan Januari 2021 setelah menetapkan kebijakan itu pada 24-31 Desember 2020.

Dilansir Antara, Minggu, 27 Desember, perpanjangan itu berlaku setelah otoritas setempat mengesahkan aturan baru tersebut, demi mencegah masuknya varian baru COVID-19 ke Filipina.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte memperingatkan pemerintah akan memberlakukan karantina kedua jika kasus positif COVID-19 terus bertambah jelang vaksinasi pertama yang dijadwalkan berlangsung pada Mei 2021.

Sejumlah negara telah menutup perbatasannya untuk penerbangan dari Inggris dan Afrika Selatan, dua negara yang melaporkan adanya varian baru COVID-19.

Duterte memperpanjang larangan penerbangan dari Inggris selama dua minggu sampai pertengahan Januari 2021. Ia mengatakan Filipina kemungkinan akan memberlakukan pembatasan perjalanan ke negara-negara yang melaporkan adanya penularan lokal untuk jenis baru COVID-19 yang saat ini mewabah di Inggris.

Filipina menempati urutan kedua di Asia Tenggara untuk kasus positif dan kematian terbanyak, setelah Indonesia. Total pasien positif di Filipina mencapai 496.000 orang dan 9.067 di antaranya meninggal dunia.

Sejauh ini, kasus varian baru COVID-19 Inggris dan Afrika Selatan belum ditemukan di Filipina.

Dalam pertemuan darurat bersama para ahli kesehatan dan pejabat pemerintahan, Duterte memerintahkan seluruh penumpang dari Inggris, atau yang sempat transit di negara itu, untuk menjalani karantina selama 14 hari.

Seluruh penumpang dari wilayah yang telah melaporkan kasus pertama varian baru COVID-19 juga wajib menjalani isolasi mandiri. Sejauh ini, Inggris, Hong Kong, Singapura, Australia, dan Jepang telah melaporkan adanya kasus pertama untuk varian baru COVID-19.

Duterte berjanji akan menggratiskan vaksin untuk total 108 juta warganya. Pengiriman dan vaksinasi akan dimulai pada Mei 2021.

“Jika (dalam rentang waktu itu) jumlah kasus terus bertambah parah maka kamu akan segera mengambil langkah pencegahan, kemudian kami kemungkinan akan kembali memberlakukan karantina,” kata Duterte.

Filipina pada pertengahan Mei 2020 memberlakukan aturan karantina paling ketat dan terlama. Namun, pemerintah secara bertahap mengurangi pembatasan dan membuat pelonggaran pada Juni demi membuka kembali perekonomian.

Filipina masih berunding dengan beberapa produsen vaksin seperti Pfizer Inc, Moderna, AstraZeneca, Johnson & Johnson, Novavax Inc, Sinovac, dan Gamaleya Institute, agar dapat menyediakan kurang lebih 80 juta dosis vaksin COVID-19 untuk warganya.