JAKARTA - Kementerian Kesehatan bakal mendirikan rumah sakit lapangan khusus perawatan COVID-19 untuk menghadapi potensi lonjakan kasus baru akibat libur panjang Hari Natal dan tahun baru 2021.
Awalnya Kemenkes akan mengoptimalisasi penambahan tempat tidur khusus perawatan COVID-19 dengan menambah rumah sakit rujukan baru di rumah sakit non-RSUD atau RS swasta.
"Kemenkes telah menyiapkan sejumlah strategi antisipasi. Di antaranya optimalisasi tempat tidur milik RSUD dan RS swasta serta penambahan RS rujukan baru," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya, Jumat, 25 Desember.
Jika kasus COVID-19 terus melonjak Kemenkes bakan menambah tempat tidur perawatan dan isolasi dengan mendirikan rumah sakit lapangan hingga tenda darurat di area perawatan pasien COVID-19.
"Langkah lain yang akan diambil termasuk penguatan implementasi protokol tata laksana COVID-19 di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), mengubah ruang perawatan umum menjadi ruang perawatan COVID-19, mendirikan tenda darurat di RS untuk perawatan pasien COVID-19, dan mendirikan RS lapangan/darurat COVID-19 di daerah," jelas Budi.
Sejumlah langkah ini, menurut Budi, dibutuhkan karena ia memprediksi terdapat kenaikan kasus mencapai 40 persen setelah libur panjang akhir tahun. Tak lupa, penambahan tempat tidur perawatan COVID-19 disertai dengan penataan kembali sistem rujukan pelayanan kesehatan COVID-19.
"Mengingat setelah libur panjang ada kenaikan kasus berkisar antara 20-40 persen. Jadi saya ingin memastikan tempat tidur (TT) siap, ICU siap, tenaga kesehatan (nakes) siap, APD siap dan obat-obatannya juga siap," tutur dia.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Kemenkes telah menyediakan anggaran bagi RS untuk pengadaan obat, alat kesehatan dan APD. Obat-obatan juga telah disalurkan kepada 34 dinas kesehatan provinsi dan 852 RS.
"Berdasarkan perhitungan RS, persediaan obat-obatan saat ini masih cukup untuk kebutuhan 3 bulan ke depan," ungkapnya.
Budi turut menekankan pentingnya untuk memastikan seluruh nakes terlindungi dan tertangani dengan baik, mulai dari asupan gizi sampai memastikan Nakes tidak kelelahan.
"Tenaga kesehatan adalah garda terdepan yang saya ingin pastikan kita maksimalkan perlindungan yang bisa kita berikan kepada mereka. Menurut saya sudah terlalu banyak kita kehilangan tenaga kesehatan dan adalah kewajiban kita untuk melindungi mereka," imbuh Budi.