JAKARTA - Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengimbau masyarakat agar tetap tenang pascaerupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat.
“Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak panik, namun perlu tetap meningkatkan kesiapsiagaan," kata Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Sudirman dikutip ANTARA, Sabtu, 7 Januari.
Sudirman mengatakan masyarakat juga perlu tetap memantau informasi dan mengikuti rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak.
Dia juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan untuk mengantisipasi peningkatan status dan dampak erupsi.
"Seluruh instansi terkait agar terus meningkatkan kesiapsiagaan dalam rangka mengantisipasi peningkatan status dan dampak dari erupsi," kata Sudirman.
Jika dipandang perlu dan ada pertimbangan teknis dari instansi teknis, kata dia, pemerintah daerah dapat menetapkan status bencana.
Kemenko PMK juga berharap langkah antisipasi dapat dilakukan dengan lebih optimal mengingat kondisi Gunung Marapi yang jauh dari permukiman.
BACA JUGA:
Sementara itu, PVMBG melaporkan adanya aktivitas erupsi pada Sabtu pukul 06.11 WIB berupa lontaran kolom abu setinggi 300 meter di Gunung Marapi, Provinsi Sumatera Barat.
"Terjadi erupsi eksplosif pada 7 Januari 2023 pukul 06.11 WIB dengan tinggi kolom abu 300 meter di atas puncak," kata Koordinator Gunung Api PVMBG Oktory Prambada.
Oktory Prambada menjelaskan ancaman bahaya untuk saat ini berupa erupsi abu disertai lontaran material atau pasir yang berpotensi melanda wilayah dengan radius tiga kilometer dari pusat erupsi Kawah Verbeek.
Erupsi ini diawali oleh peningkatan gempa vulkanik dalam pada 25 Desember 2022 yang terekam sebanyak 13 kali dan terjadinya inflasi pada data tiltmeter stasiun puncak.