Bagikan:

TERNATE - Kebakaran terjadi di smelter L milik PT.IWIP di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), Maluku Utara (Malut) pada Jumat, 6 Januari. Tujuh orang, termasuk dua orang warga negara China, menjadi korban,

Kapolres Kabupaten Halmahera Tengah, AKBP Moh Zulfikar Iskandar mengatakan, korban mengalami luka bakar serius.

Ia menjelaskan pada kebakaran di smelter L milik PT.IWIP pada Jumat sekitar pukul 12.19 WIT. Saat itu, korban langsung dievakuasi dari lokasi kejadian menuju klinik milik PT IWIP guna mendapatkan pertolongan medis.

"Tujuh orang karyawan feronikel di Halmahera Tengah yang mengalami luka bakar, dua di antaranya warga negara asing (WNA) asal China," kata Moh Zulfikar Iskandar, seperti dikutip dari Antara.

Mereka kini dirujuk ke RSUD Dr.H Chasan Boesoirie Ternate dengan ambulans PT IWIP demi mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Bahkan, dua di antaranya mengalami luka bakar yang serius sehingga akan dirujuk ke Jakarta. Beruntung tak ada ada korban meninggal dunia dalam insiden ini.

Ketujuh korban luka bakar tersebut bernama Boni La Ndala (28) sebagai Wakil Formen, Suhendra (25) Juru Bicara PT IWIP, Abdul Qohar Tuhuteru, Randi Jole dan Riko Talebo berstaus sebagai Karyawan PT IWIP,

Sedangkan, dua korban WNA asal China bernama Zhang Gou Zhao (30) dan Zhang Liong, yang menjabat sebagai Wakil Formen PT IWIP.

Adapun kronologis terjadinya kebakaran di smelter L milik PT IWIP dan dari keterangan saksi, sekitar pukul 12.19 WIT, terpantau dari ruang kontrol telah terjadi kerusakan pada penampung batubara di Smelter L Lantai 4.

Dari ruang kontrol itu disampaikan kepada anggota yang berada lapangan, untuk segera mengecek kerusakan tersebut. Setelah dicek, benar adanya terjadi kerusakan pada penampung batubara.

Kemudian menjelang beberapa menit kemudian terdengar ledakan yang berasal dari lantai 6 smelter L yang diduga ledakan tersebut adalah pipa big house yang terletak di lantai 6 Limo smelter L.

"Tim kami masih bekerja di lapangan melakukan investigasi dan penyidikan guna memastikan penyebab kebakaran yang sebenarnya," demikian Moh Zulfikar Iskandar.