Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi PKB Luqman Hakim menduga, memang ada masyarakat di daerah-daerah yang memiliki tradisi memberi uang sawer kepada qari/qariah yang sedang membaca Alquran. Namun, dia meminta budaya 'sawer' seperti itu dihilangkan karena melanggar nilai-nilai kesopanan.

Hal ini disampaikan Luqman menyoroti peristiwa qariah bernama Nadia Hawasyi, yang disawer saat membacakan ayat Alquran dalam sebuah acara di Pandeglang, Banten.

"Andaipun praktik seperti itu telah menjadi tradisi atau budaya di suatu daerah, sebaiknya dihentikan karena melanggar nilai-nilai kesopanan," ujar Luqman kepada wartawan, Jumat, 6 Januari.

Ketua GP Ansor itu berharap, para ulama di daerah setempat bisa memberikan pengertian kepada masyarakat agar praktek sawer terhadap qari atau qariah tidak dilakukan lagi.

"Jika maksudnya memberi apresiasi kepada qari atau qariah, maka dapat dilakukan dengan cara sopan dan terhormat," kata Luqman.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut bahwa perbuatan menyawer Qoriah yang sedang membaca ayat suci Al Quran melanggar nilai-nilai kesopanan.

"Ini cara yang salah dan tak menghormati majelis. Perbuatan haram dan melanggar nilai-nilai kesopanan. Hentikan acara dan perbuatan seperti ini," ujar Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis di Jakarta, Kamis, 5 Januari.

Diketahui, beredar sebuah video yang menampilkan seorang qoriah yang tengah membaca ayat suci Alquran, disawer seseorang yang naik ke atas panggung dengan melempar-lemparkan uang.

Tak berselang lama, datang lagi seseorang yang melakukan hal serupa. Bahkan pria kedua menyelipkan uang di kerudung sang qoriah.

Belakangan, ustadzah Hj Nadia Hawasy juga memberikan klarifikasi terkait video viral tersebut. Dia memberikan klarifikasi melalui kolom komentar instagram Ustadz Hilmi Firdaus yang mengunggah video saweran tersebut.

Ustadzah Hj Nadia Hawasy pun mengaku juga merasa tidak dihargai dengan adanya aksi sawer menyawer saat sedang mengaji itu. Sebenarnya dia juga marah dan sama sekali tidak mau perilaku itu datang kepadanya, hanya saja saat itu kondisinya memaksa ia tak mungkin untuk marah-marah.

“Assalamualaikum ustadz, saya juga merasa tidak dihargai ustadz, karena saya posisinya lagi ngaji tidak mungkin mau marah di atas panggung,” ucap dia dilihat dari akun instagramnya, nadia_hawasyi6050, Jumat, 6 Januari.

“Karna itu salah satu adab membaca Al-Qur’an. Saya tidak mungkin langsung marah pada saat saya sedang ngaji. Makanya saya cuma cabut uang yang ada di kerudung saya. Setelah saya turun panggung baru saya tegur panitia nya,” sambungnya.

Nadia menegaskan jika di acara itu untuk mengisi acara Maulid Nabi Muhammad SAW, sebagai qori’ah nya. Dia sendiri tidak tau kalau pada saat ngaji, panitia baik laki-laki maupun perempuan akan menyawernya.

“Dan pada saat saya disawer itu posisi nya saya masih ngaji belum selsai, tidak mungkin saya mau langsung tegur atau saya langsung berhenti turun dara panggung karena itu termasuk adab dalam membaca al-qur’an,” jelasnya.

“Pada saat saya disawer itu saya memang marah dan kesal sekali. Gak lama setelah saya disawer, saya langsung sodaqallah turun dari panggung, baru saya langsung tegur panitia nya. Jadi sebetulnya panitia yang salah, gak menghormati kita sebagai pembaca Al-Qur’an,” sambung Nadia.