Bagikan:

JAKARTA - Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci, Jambi, dan Solok Selatan, Sumatera Barat, mengalami peningkatan aktivitas gempa tremor yang berpotensi terjadinya erupsi sehingga masyarakat yang berada sekitar gunung tersebut diimbau lebih waspada.

"Terjadi peningkatan amplitudo gempa tremor menerus sejak Rabu (28/12) pukul 20.00 WIB dari amplitudo 3-8 mm (dominan 3 mm) menjadi amplitude 3-8 mm (dominan 6 mm). Hingga Kamis pukul 12.00 WIB peningkatan gempa tremor masih berlangsung, " kata petugas Pos Pengawasan Gunung Api Kerinci Irwan Syafwan dilansir ANTARA, Kamis, 29 Desember.

Peningkatan gempa tremor ini menunjukkan terjadinya peningkatan aliran fluida yang disertai peningkatan pemanasan dalam tubuh gunung akibat meningkatnya suplai magma ke permukaan.

Pada 20 hingga 29 Desember 2022, kata dia, masih teramati embusan asap kawah berwarna kecokelatan dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi mencapai 50-200 meter di atas puncak.

"Gempa embusan masih terekam secara fluktuatif dengan rata-rata kejadian 40 kali per hari," katanya.

Potensi bahaya saat ini adalah terjadinya hujan abu baik di sekitar kawah maupun di wilayah lainnya tergantung arah dan kecepatan angin.

Erupsi eksplosif, kata dia, bisa terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan lontaran batu (pijar) sejauh 3 kilometer.

Selain itu, perlu diwaspadai pula potensi aliran lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak yang dapat meningkat saat curah hujan tinggi.

Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 29 Desember 2022 pukul 12.00 WIB, maka tingkat aktivitas gunung yang berada di kawan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini masih tetap pada Level II (Waspada).

Dengan adanya peningkatan kegempaan tremor ini masyarakat di sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung/wisatawan dilarang mendekati kawah aktif yang berada di puncak dalam radius 3 kilometer.

Potensi bahaya abu vulkanik dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya sehingga masyarakat di sekitar gunung agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

"Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling gunung maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar terutama di saat musim hujan," katanya.