Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah pada penutupan perdagangan Kamis 30 Januari. Rupiah melemah 23 poin atau 0,17 persen ke level Rp13.657 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, kekhawatiran virus corona masih menjadi sentimen utama sehingga pelaku pasar enggan masuk ke aset berisiko.

"Nilai tukar emerging markets juga melemah tipis terhadap dolar AS sepanjang hari, demikian juga indeks saham Nikkei dan Hang Seng," jelas Ariston kepada VOI, Kamis 30 Januari.

Hasil riset S&P yang menyebut virus corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi China sebesar 1,2 persen semakin membuat rupiah terpuruk.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga sudah melakukan intervensi agar rupiah tak melemah terlalu dalam. Tetapi hal tersebut belum bisa menahan laju penguatan dolar AS terhadap rupiah.

Pelemahan rupiah ini sejalan dengan pergerakan mayoritas mata uang di kawasan. Hingga pukul 16.15 WIB, won Korea menjadi mata uang dengan penurunan terbesar di hadapan dolar AS setelah turun 0,67 persen.

Serupa, dolar Taiwan dan rupee India melemah masing-masing 0,56 persen dan 0,37 persen. Dilanjutkan baht Thailand turun 0,35 persen. Sedangkan peso Filipina terkoreksi 0,27 persen di hadapan dolar AS.

Ringgit Malaysia dan dolar Singapura pun terdepresiasi masing-masing 0,21 persen dan 0,12 persen. Sedangkan yen Jepang tetap menjadi mata uang yang menguat paling tinggi setelah naik 0,06 persen. Dolar Hong Kong pun berhasil ungguli dolar AS dengan naik 0,06 persen.