Bagikan:

JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini merekomendasikan kepada pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat untuk merelokasi hunian terdampak banjir dan longsor di wilayah tersebut.

"Tadi saya minta (kepada pemerintah desa setempat), agar beberapa rumah direlokasi karena kondisinya, menurut saya, membahayakan kalau dibangun kembali (di lokasi yang sama)," kata Mensos Risma dalam keterangan dikutip ANTARA, Rabu, 16 November.

Rekomendasi tersebut diberikan Mensos setelah meninjau titik longsor yang menimbun rumah-rumah warga tak jauh dari Kantor Desa.

Berjarak tidak kurang dari 1 kilometer, Mensos menuju lokasi dengan membonceng sepeda motor, membelah jalanan kampung.

Bersama Wakil Bupati Sukabumi dan Kepala Desa Pasir Datar Indah, Mensos mengamati kondisi rumah-rumah yang saat ini telah rata oleh tanah.

Mengingat kondisi cuaca yang tengah ekstrem belakangan ini di sebagian besar wilayah Indonesia, untuk itu, pihaknya mengimbau warga yang tinggal di lokasi rawan bencana untuk mengambil langkah antisipatif.

"Saat ini, curah hujan sangat tinggi, karena itu, antisipasinya harus lebih ditingkatkan, supaya tidak ada korban lagi. Misalnya, saat hujan mulai turun, warga yang rumahnya berada di dekat tebing atau jurang, harus sadar untuk segera meninggalkan rumah, atau pindah ke tempat yang lebih aman," kata dia.

Pernyataan Risma ini diperkuat Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Iyan Kusmadiana, yang menyebut bahwa diperlukan koordinasi antar unsur terkait, guna penguatan mitigasi bencana kedepannya menghadapi tingginya risiko bencana di berbagai daerah.

Diketahui, hujan dengan intensitas tinggi, disertai angin kencang melanda wilayah Sukabumi, khususnya Kecamatan Caringin dan sekitarnya, pada Sabtu (22/10) siang hingga malam, sehingga menyebabkan ruas jalan lintas kabupaten tergenang air.

Hujan deras ini juga mengakibatkan terjadinya guguran longsor yang menimbun dua unit rumah milik warga dan menimbulkan tiga korban jiwa.

Berdasarkan pernyataan salah satu Tagana Muda Desa Pasir Datar Indah, Yudi Gunawan, yang turut terlibat dalam evakuasi tersebut, menjelaskan bahwa kronologi kejadian bermula dari longsornya tebing pondasi rumah setinggi 7 meter, dengan kemiringan sekitar 45 derajat.

Tebing pondasi yang berlokasi lebih tinggi itu ambruk menimpa bangunan rumah di bawahnya. Tiga korban jiwa, yang saat itu tengah berada di dalam rumah, tertimpa dan tertimbun material bangunan dan tanah.

Akibat longsor ini, empat orang dinyatakan meninggal dunia, serta empat rumah mengalami rusak berat dan dua rusak ringan. Sedangkan, dari bencana banjir, satu orang dinyatakan meninggal dunia.