BOGOR - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat menyosialisasikan sebanyak 2.341 orang pengemudi ojek online dan sopir angkutan umum kota (angkot) penerima bantuan sosial subsidi harga bahan bakar minyak (bansos BBM) berbentuk voucher, bukan termasuk penerima bantuan subsidi lain.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan pada saat pembagian pertama kepada 100 pengemudi ojek online dan sopir angkot di Terminal Baranangsiang, masih banyak yang membawa surat SK daftar nama sementara yang masih dalam proses seleksi agar mendapatkan voucher BBM, bukan SK finalisasi data dari Dinas Perhubungan (Dishub).
"Ini yang berhak mendapatkan adalah yang tidak mendapatkan yang lain. Makanya yang masuk data berdasarkan NIK gitu ya, jadi yang pernah mendapatkan bantuan yang lain itu tidak mendapatkan prioritas. Gitu kira-kira," kata Bima Arya dilansir ANTARA, Jumat, 11 November.
Bima menerangkan, pada awal pembagian di Terminal Baranangsiang, memang ada yang datang ternyata sebetulnya tidak ada di SK yang kedua yakni SK finalisasi data.
Karena itu, Dinas Perhubungan akan kembali menggencarkan kembali sosialisasi bahwa data final penerima bansos BBM berbentuk voucher senilai Rp25 ribu untuk pengemudi ojek online dan Rp50 ribu untuk sopir angkot senilai Rp200 ribu per bulan selama tiga bulan ini telah diserahkan ke Dinas Sosial, Organisasi Angkutan Darat (Organda) serta perwakilan perusahaan ojek online.
Para pengemudi dan sopir yang berhak mendapatkan bansos BBM tidak termasuk pada penerima program keluarga harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan wajib ber-kartu tanda penduduk (KTP) Kota Bogor.
BACA JUGA:
Dengan begitu, dari 7.000 pengemudi ojek online terseleksi 1.000 orang penerima dan dari sekitar 6.000 sopir angkot yang bekerja di wilayah Kota Bogor, terseleksi 1.341 orang penerima voucher bansos BBM.
Menurut data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) 2022 terdapat 90.992 keluarga penerima manfaat (KPM) PKH dan BPNT di Kota Bogor, yang terbagi atas data PKH 30.199 keluarga dan penerima BPNT berjumlah 60.793 keluarga.
Bima Arya menekankan, 2.341 pengemudi ojek online dan sopir angkot penerima voucher bansos BBM diseleksi bukan dari dua kelompok masyarakat tersebut.
"Ini artinya sosialisasinya harus diperbaiki untuk yang belum pernah menerima bantuan sama sekali, bukan bantuan yang bantuan yang subsidi ini, tapi bantuan yang lain dari provinsi dan dari kementerian," kata Bima.