Irjen Napoleon Ungkap Tommy Sumardi Bawa Tiga Nama Besar ‘Bintang 3’ hingga DPR
Irjen Napoleon Bonaparte (DOK. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte mengungkap tiga hal besar di belakang teman Joko Tjandra, Tommy Sumardi, ketika meminta pengecekan status DPO terpidana korupsi "cessie" Bank Bali tersebut.

"Dia (Tommy) bawa tiga nama besar saat itu, mungkin ini yang dia tidak ingin didengar Prasetijo jadi mengatakan 'Ini urusan bintang 3, bintang 1 keluar dulu', loh kok mau Prasetijo bintang 1 keluar tapi saya paham Prasetijo adalah pejabat di Bareskrim jadi mau disuruh keluar dan bahasanya sudah seperti teman," kata Napoleon di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, dikutip Antara, Kamis, 10 Desember.

Napoleon menjadi saksi untuk terdakwa terpidana kasus korupsi "cessie" Bank Bali Joko Tjandra.

Pertemuan itu berlangsung pada awal April 2020 di kantor Napoleon di lantai 11 gedung TNCC Polri.

"Saya ingin tahu siapa, jadi orang pertama yang disebut dan katanya betul, dia cerita utusan dan dekat dengan Kabareskrim dengan menunjukkan foto," ungkap Napoleon.

"Selanjutnya dia menunjukkan foto ngelola dapur umum di Tanah Abang dan Menteng katanya untuk korban COVID-19. Setiap hari dia siapkan 6.000 nasi bungkus," imbuh Napoleon.

Hal ketiga adalah Tommy menelepon Wakil Ketua DPR dari fraksi Partai Golkar Azis Syamsuddin.

"Dia menelepon Azis Syamsuddin, Wakil Ketua DPR dan menyerahkan hp-nya ke saya. Telepon-telepon ini ini saya pahami bahwa orang ini meyakinkan saya bahwa permintaannya tolong dilayani karena pertama membawa jenderal dan menunjukkan kedekatannya dengan Kabaresrim walau saya tahu dia itu adik kelas, kemudian ingin menunjukkan yang lebih besar lagi yaitu Pak Azis Syamsuddin juga petinggi," ungkap Napoleon.

Permintaan Tommy Sumardi saat itu adalah menanyakan status Interpol Red Notice Djoko Tjandra.

"Lalu saya katakan, saya lihat dulu apakah masih masuk di 'red notice' atau tidak, kalau masih terdaftar tidak mungkin saya sampaikan ke dia," ujar Napoleon.

Napoleon mengatakan dirinya tidak pernah menerima sesuatu pun dari Tommy.

"Tidak pernah terima, tidak terima juga dari bawahan saya. Saya sejak pertama kali mendengar (pemberian) itu sebetulnya ingin punya waktu klarifikasi dengan Tommy tapi saat itu saya masih menjabat Kadivhubinter, tapi saya tahu beliau (Tommy) dijaga ketat oleh petugas tidak berseragam anggota Polri," ungkap Napoleon.

"Saudara sudah disumpah ya?" tanya hakim Saifuddin Zuhri.

"Ya benar yang mulia saya tidak terima," kata Napoleon.