Bagikan:

JAKARTA - Ketua Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) DR dr Erlina Burhan, SpP(K) mengatakan penyebaran varian baru COVID-19 seperti Omicron, XBB, dan XBC dapat dicegah dengan terus menaati protokol kesehatan (prokes).

"Mutasi dapat terjadi, namun varian baru tetap dapat dihindarkan dengan mengikuti protokol kesehatan. Dengan mendapatkan vaksin sesuai anjuran pemerintah, memakai masker yang tepat (tidak terlalu longgar di wajah), membersihkan tangan dengan hand sanitizer atau air dan sabun, menutup mulut dan hidung dengan siku atau tisu saat batuk, melakukan isolasi mandiri jika hasil pemeriksaan COVID-19 positif atau bergejala," jelas dr. Erlina dilansir ANTARA, Kamis, 3 November.

Terkait vaksin, dr. Erlina mengatakan pengembangan vaksin bivalen dapat dipertimbangkan, mengingat rekombinasi varian COVID-19 dan XBC merupakan rekombinasi Delta dan Omicron BA.2.

"Pada kondisi tertentu terdapat risiko perburukkan klinis (Delta) dan peningkatan transmisi (Omicron BA.2)," ujar dia.

dr. Erlina juga memaparkan beberapa gejala dan derajat keparahan gejala dari varian XBB dan XBC yang menyebar di sejumlah negara termasuk Australia, Singapura, Inggris, hingga Filipina.

Dalam paparannya, ia mengatakan gejala XBB dan XBC mirip gejala COVID-19 secara umum, seperti demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pilek, mual dan muntah, dan diare.

"Meskipun belum ada laporan bukti ilmiah resmi, mengingat XBC merupakan kombinasi varian Delta, gejala anosmia dan ageusia yang merupakan gejala khas varian delta mungkin dapat terjadi," kata dr. Erlina.

"Hingga saat ini, belum ada laporan ilmiah resmi yang menyatakan XBB dan XBC menyebabkan COVID-19 dengan gejala yang lebih berat," ujarnya.

Adapun PB IDI memberikan sejumlah rekomendasi untuk berbagai pihak terkait dalam pencegahan COVID-19 lebih lanjut. Untuk pemerintah, PB IDI mengatakan penting untuk mengantisipasi tendensi kenaikan kasus, terutama menjelang libur Natal dan tahun baru.

"Lalu, meningkatkan cakupan vaksinasi booster, memperbaiki distribusi atau logistik untuk obat dan vaksin, dan menggalakkan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)," ujar dr. Erlina.

Sementara untuk masyarakat, PB IDI mempersilahkan untuk beraktivitas, namun dengan menjaga protokol kesehatan. Selanjutnya, bila bergejala, periksakan diri agar diketahui status penyakit, sehingga bisa menentukan sikap untuk saling melindungi satu sama lain.

"Ketiga, masyarakat dengan komorbid agar berhati hati, terutama bila berinteraksi dengan banyak orang di keramaian. Terakhir, segera menjalani vaksinasi booster dan melakukan PHBS dalam keseharian," kata dr. Erlina.

Untuk tenaga kesehatan, PB IDI merekomendasikan untuk terus melakukan edukasi tentang pencegahan COVID-19 kepada masyarakat, serta menjaga kesehatan pribadi agar tidak terinfeksi COVID-19 agar tetap bisa memberikan pelayanan kesehatan.

Berikut jumlah kasus COVID-19 dalam beberapa hari terakhir:

- 28 Oktober: 3.015 kasus

- 29 Oktober: 3.141 kasus

- 30 Oktober: 2.717 kasus

- 1 November: 4.707 kasus

- 2 November: 4.873 kasus