JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengatakan match commissioner abai tentang kondisi keamanan saat pertandingan antara Arema FC dengan Persebaya FC pada Sabtu, 1 Oktober lalu. Saat itu, yang dicek hanya kondisi stadion.
Hal ini disampaikan Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara saat mengumumkan temuan mereka terkait tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 135 Aremania atau pendukung Arema FC.
"Bahwa pada H-2 sebelum pertandingan Arema VS Persebaya, match komisioner hanya melakukan pengecekan kondisi stadion, tidak melakukan pengecekan rencana pengamanan," kata Beka saat membacakan temuan penyelidikan Komnas HAM, Rabu, 2 November.
Beka mengatakan jumlah personel keamanan saat itu tidak dicek. Penempatan pasukan juga tak jadi perhatian pihak terkait meski sudah dilaksanakan technical meeting pada 30 September.
"Security officer hanya menjelaskan mengenai jumlah personel pengamanan. Security officer tidak menjelaskan secara detail terkait penempatan petugas pengamanan, rencana evakuasi, dan mekanisme dari pihak TNI-Polri," tegasnya.
Selain itu, mereka juga tak menjelaskan boleh atau tidaknya pasukan Brimob Polri masuk dalam personel pengamanan.
"Jadi, hanya bicara soal personelnya untuk pengamanan tapi tidak menjelaskan bagaimana tugasnya maupun skenario lainnya," ungkap Beka.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, laga Arema FC vs Persebaya Surabaya berujung ricuh pada Sabtu 1 Oktober malam. Tragedi paling berdarah dalam dunia sepak bola nasional itu mengakibatkan ratusan orang luka-luka.
Korban kebanyakan terinjak karena panik saat menyelamatkan diri setelah pihak kepolisian menembakkan gas air mata. Penembakan dilakukan ke arah tribun penonton yang saat itu dipenuhi Aremania.