JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan Selasa 8 Desember. IHSG dibuka semakin mendekati level 6.000, atau menguat 0,47 persen ke level 5.958,45.
Membuka perdagangan, 181 saham menguat, 15 saham melemah, dan 174 saham stagnan. Volume perdagangan pada pembukaan tercatat 327,96 juta lembar saham dengan nilai transaksi Rp281,18 miliar.
Pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini akan menguji target resistance psikologis di level 6.000, setelah kemarin ditutup menguat 2,07 persen ke level 5.930.
Menurut analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI), Lanjar Nafi Taulat Ibrahimsyah, penguatan IHSG mengalami break out resistance atau berhenti di level batas atas 5.900 kemarin.
"Sehingga IHSG berpotensi menguat untuk menguji resistance psikologis 6.000, dengan kisaran support-resistance di level 5.855-6.000," ujar Lanjar dalam risetnya.
Dengan demikian, kata Lanjar, potensi terjadinya penguatan lanjutan menuju level 6.000 tersebut bisa dimanfaatkan investor dengan mengakumulasi pembelian saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Sementara itu, analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya, memperkirakan pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini akan mengalami penguatan terbatas. Adapun rentang support-resistance IHSG berada di level 5.821-5.998.
"Pergerakan IHSG kembali menggeser rentang konsolidasi ke arah yang lebih baik. Peluang kenaikan jangka pendek masih terbuka, jika IHSG mampu mempertahankan posisi di atas level resistance terdekat," ucap William.
Dia mengatakan, pergerakan IHSG masih akan dibayangi sentimen negatif terkait fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan harga komoditas global.
"Hari ini IHSG berpotensi bergerak dalam rentang terbatas," kata William.
Lebih lanjut dia menyatakan, pada perdagangan hari ini Indosurya Sekuritas merekomendasikan investor mempertimbangkan untuk mengakumulasi pembelian saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).