SURABAYA - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristin mengklaim seorang pasien COVID-19 varian XBB di wilayahnya telah sembuh. Dinkes sudah menyiapkan beberapa langkah antisipasi penyebaran COVID-19 XBB itu.
"Sampai dengan hari ini, update per 26 Oktober 2022, jumlah kasus COVID-19 varian XBB di Kota Surabaya sebanyak satu kasus yang terkonfirmasi pada bulan September 2022, dan pasien sudah dinyatakan sembuh bulan Oktober 2022 beserta kontak eratnya," kata Nanik, Jumat, 28 Oktober.
Untuk mengantisipasi penyebaran varian COVID-19 XBB itu, Dinkes mengambil langkah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan varian baru tersebut.
Di antaranya adalah melakukan peningkatan secara konsisten dan terintegrasi terhadap upaya 3T (Testing, Tracing, Treatment). Pada upaya testing, melakukan tracing atau pelacakan kontak erat pada keluarga, lingkungan (tempat tinggal, tempat kerja) dan riwayat perjalanan dari pasien terkonfirmasi positif.
"Melakukan penyelidikan Epidemiologi kepada seluruh kriteria kasus beserta kontak eratnya serta melakukan analisa terhadap peningkatan kasus, pemetaan persebaran kasus, dan kejadian transmisi lokal (pelacakan kluster)," katanya.
Selanjutnya pada tahapan testing, melakukan pemeriksaan COVID-19 melalui Rapid Test dan/atau swab RT-PCR) pada masyarakat terindikasi kontak erat (OTG). Kemudian pelaksanaan Surveilans Aktif (Active Case Finding) secara terintegrasi bagi warga, satuan pendidikan yang melibatkan Dinas Pendidikan, BPB Linmas, Puskesmas, camat, lurah dan Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo. "Pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk penegakkan kasus varian Omicron dan XBB," ujarnya.
Sedangkan pada tahapan treatment, kata Nanik, Dinkes Surabaya mengoptimalkan ruangan dan tempat tidur rumah sakit di Kota Surabaya sebagai tempat perawatan COVID-19. Kemudian, pemeriksaan kesehatan dan pemantauan pasien terinfeksi COVID-19 oleh Puskesmas.
"Menyalurkan bantuan obat dan alat kesehatan ke RS Rujukan COVID-19, Tim Gerak Cepat TGC 24 Jam. Dan penyemprotan desinfektan pada area yang teridentifikasi kasus konfirmasi positif dan suspek bersama RT/RW, Kel/Kec melalui peran dan fungsi Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo," katanya.
Selain itu, Dinkes Surabaya juga melakukan penerapan penghentian sementara untuk Rombongan Belajar (rombel) yang terpapar selama 5 - 7 hari jika angka Positivity Rate (PR) lebih dari 5 persen dan melakukan pembelajaran secara daring/online.
"Serta, mengoptimalkan giat vaksinasi untuk seluruh sasaran yang belum tervaksin berbasis wilayah melalui kegiatan percepatan vaksinasi booster (dosis 3) dan pelaksanaan vaksinasi di beberapa sentra vaksin dan vaksin corner mall bagi masyarakat umum," ujarnya.