Banjir Sebabkan 110 Hektare Sawah di 4 Desa Lebong Bengkulu Terendam, Jembatan Putus dan Ratusa Rumah Warga Terdampak
Petugas BPBD Lebong melakukan pendataan akibat banjir yang melanda empat desa di Kecamatan Uram Jaya, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, Selasa sore, (25/10/2022). ANTARA/HO-BPBD Lebong

Bagikan:

JAKARTA - Pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan, 110 hektare sawah milik warga empat desa di Kecamatan Uram Jaya terdampak banjir yang melanda wilayah itu Selasa, 25 Oktober lalu. 

"Peristiwa banjir ini terjadi pada hari Selasa tanggal 25 Oktober 2022 sekitar pukul 17.47 WIB. Banjir ini merendam pemukiman dan areal persawahan dalam empat desa di Kecamatan Uram Jaya," kata Kabid Kedaruratan dan Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Lebong, Hendera saat dihubungi, Antara, Rabu, 26 Oktober. 

Banjir yang melanda wilayah imbas dari derasnya hujan sehingga menyebabkan Sungai Uram meluap dan membanjiri kawasan pemukiman dan areal persawahan. Adapun 4 desa terdampak yakni Lemeu, Desa Kota Agung, Desa Betangur dan Desa Embong.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Hendra menyampaikan, jumlah kerugian material sedang dilakukan penghitungan oleh perangkat desa terutama areal pertanian sawah yang terdampak diantaranya 50 hektare di Desa Lemeu dan 60 hektare di Desa Kota Agung.

Selain sawah, dua unit sarana air bersih yang ada di Desa Lemeu juga terdampak termasuk putusnya jembatan gantung di Desa Kota Agung.

Selanjutnya untuk pemukiman terdampak sebanyak 418 rumah di Desa Lemeu, 50 rumah di wilayah Desa Betangur, 100 rumah di Desa Kota Agung dan 20 rumah di Desa Embong.

Menurut dia, saat ini kondisi banjir yang melanda empat desa ini sudah mulai menyurut, di mana saat kejadian sempat terendam hingga 1 meter sehingga pihaknya bersama dengan petugas TNI/Polri bersama perangkat kecamatan dan desa melakukan evakuasi terhadap sejumlah warga yang terdampak.

Dia mengimbau kalangan masyarakat daerah itu agar meningkatkan kewaspadaan diri mengingat saat ini sedang memasuki cuaca ekstrem sehingga kemungkinan terjadinya bencana alam bisa kapan saja terjadi.