JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mendorong Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok memeriksa SMP IT Al Hikmah Depok terkait kasus empat siswa hanyut hingga meninggal dunia.
Keempat siswa hanyut saat menjalani latihan dasar kepemimpinan siswa (LDKS) di Curug Kembar, Desa Batu Layang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Pemeriksaan ini, kata Retno, dilakukan untuk mencari tahu ada-tidaknya unsur kelalaian dari pihak sekolah yang mengakibatkan tewasnya empat siswa.
"Saya mendorong Dinas Pendidikan Kota Depok dan pihak kepolisian sesuai kewenangannya masing-masing untuk melakukan pemeriksaan. Apakah ada izin terkait penyelenggarakan kegiatan LDKS di Cisarua ini dan apakah apakah orang tua mengetahui bahwa akan ada kegiatan tracking yang melewati sungai pada rundown kegiatan LDKS tersebut?" ucap Retno kepada wartawan, Senin, 17 Oktober.
Retno juga meminta Disdik Kota Depok untuk mencari tahu apakah sekolah memiliki SOP dalam kegiatan ini, sehingga pembina kegiatan dan para guru sudah mempertimbangkan kondisi cuaca.
Sebab, menurut dia, jika hujan, seharusnya tidak diperkenankan ada kegiatan tracking dan susur sungai, apalagi di wilayah curug yang merupakan hulu dari sungai. Mengingat, saat hujan, debit air bisa tiba-tiba meningkat dan arus membesar, bahkan ada potensi longsor.
"Saat kegiatan juga perlu dipastikan pakaian anak-anak, apakah sesuai untuk tracking, misalnya celana panjang, sepatu kets, alat bantu dan pengaman selama kegiatan tracking dan susur sungai," ujar dia.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Retno juga meminta Dinas Pendidikan untuk membuat surat edaran yang melarang pihak sekolah menyelenggarakan kegiatan di alam terbuka pda saat musim hujan dengan cuaca ekstrem.
Peristiwa hanyutnya empat pelajar SMP itu berawal dari kegiatan belajar lapangan di wilayah Curug Kembar yang melibatkan 105 pelajar SMP Al Hikmah Kota Depok pada Rabu, 12 Oktober lalu.
Sebanyak empat orang siswa SMP IT Al-hikmah Depok hanyut di sungai sekitar Curug Kembar saat mengikuti kegiatan tracking. Dari keempat korban tersebut, 3 perempuan dan 1 laki-laki deng usia sekitar 13 sampai 15 tahun.