Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Anies Baswedan menyebut Jakarta kini punya tempat parkir sementara untuk menampung limpahan air sungai berbasis alam pertama di Indonesia. Mampu mengurangi beban kawasan hilir saat terjadi hujan.

"Kami sekarang punya sebuah pendekatan baru di mana ruang parkir air sementara saat sungai itu memiliki air yang berlimpah guna mengurangi beban di kawasan hilir karena airnya ditahan di kawasan dekat dengan hulu," kata Anies di Waduk Brigif, Jakarta, Kamis 6 Oktober.

Dia juga menyebut persoalan limpahan air sungai itu dipicu salah satunya karena pembangunan yang terjadi beberapa dekade terakhir, sehingga perlu pendekatan berbasis alam untuk menanganinya.

Menurut dia, di Indonesia belum ada proyek yang mengedepankan solusi berbasis alam untuk menangani luapan air sungai ketika debit air yang tinggi di antaranya karena faktor curah hujan.

"Yang berbasis alam ini sudah dilaksanakan di berbagai negara, Indonesia belum. Tapi Alhamdulillah proyek ini menandai sebagai proyek pertama yang berbasis alam untuk selesaikan masalah limpahan air sungai," ucap Anies.

Ia menamakan tempat parkir limpahan air sungai itu menjadi "Ruang Limpah Sungai" di tiga lokasi yang saat ini sedang dalam proses pembangunan waduk yakni Waduk Brigif, Waduk Lebak Bulus dan Waduk Pondok Ranggon, ketiganya berfungsi salah satunya menampung air.

Mengingat belum ada proyek serupa di Tanah Air, Anies mengirim tim untuk belajar ke Singapura dan Belanda untuk proyek pengendalian air sungai saat musim hujan.

"Indonesia bukan yang pertama, kami merujuk pada pengalaman karena itu hari ini kami undang secara khusus Dubes Singapura untuk ikut hadir karena kami melihat apa yang dikerjakan di Kallang River," ucap Anies dalam sambutan.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Yusmada Faizal mengatakan Ruang Limpah Sungai itu akan menjadi ruang terbuka biru yang menjadi bagian proyek 942 yakni sembilan polder, empat waduk dan dua sungai.

Adapun empat waduk itu yakni Brigif, Waduk Lebak Bulus, Waduk Pondok Ranggon, dan Wirajasa yang didanai menggunakan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dikucurkan oleh BUMN, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Meski tidak menyebut khusus nilai anggaran, namun pinjaman itu dibayarkan menggunakan APBD tahun jamak 2021-2022

Ia menambahkan pembangunan empat itu saat ini sedang tahap penyelesaian yang baru mencapai total 70 persen.

"Per saat ini secara total itu baru progres 70 persen, itu secara kontrak akan berakhir Desember 2022," katanya.