JAKARTA - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin berbicara bagaimana hukum internasional termasuk hukum humaniter dapat menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama perang.
“Perang di Ukraina masih berlangsung. Saya sangat berharap seluruh mahasiswa hukum di kampus hebat ini dapat mengambil peran bagaimana hukum internasional termasuk hukum humaniter dapat menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama perang,” ujar Dubes Vasyl Hamianin dalam keterangan tertulis yang dikutip Antara, Minggu 25 September.
Hal tersebut disampaikan Dubes Vasyl Hamianin saaat memberikan kuliah umum di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta tentang Mengivestigasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia pada Perang di Ukraina pada Kamis 22 September.
Ini sangat penting, lanjutnya, mengingat saat ini kedua pihak bukan merupakan peserta Mahkamah Pidana Internasional dan sangat sulit bagi negara-negara dunia untuk mengambil jalur diplomatis untuk menyelesaikan perang ini.
"Hukum bicara mengenai keadilan. Kami rakyat Ukraina sangat menginginkan keadilan itu," kata dia.
Sementara itu, Kaprodi Hukum Program Sarjana FH UII, Dodik Setiawan Nur Heriyanto, menjelaskan kuliah umum ini memberikan penekanan sejauh mana pelanggaran hukum internasional yang terjadi di Ukraina.
“Saya berharap kita dari civitas akademika dapat mengambil aksi sesuai dengan peran kita baik dengan melakukan riset serta aksi agar Pemerintah Indonesia dapat berperan lebih nyata dalam mendorong keadilan dunia,” tuturnya.
Kegiatan kunjungan kedua Dubes Ukraina ke UII menghasilkan beberapa ide kerja sama khususnya untuk mengundang mahasiswa dan profesor hukum termasuk mufti di Ukraina untuk berkunjung ke Fakultas Hukum UII.
“Kami insya Allah juga menawarkan jalur beasiswa bagi Muslim Tatar Krimea di Ukraina untuk belajar di FH UII karena kami memiliki Program Internasional yang salah satu kajian utama juga dalam bidang hukum internasional,” papar Dodik Setiawan Nur Heriyanto.
BACA JUGA:
Dubes Vasyl Hamiain memberikan kuliah umum dihadiri ratusan mahasiswa yang mayoritas berasal dari program studi Hubungan Internasional.
Kuliah umum dengan tema “The Place of Ukraine in Geopolitics Transformations” tersebut turut dihadiri Rektor UMY Gunawan Budiyanto dan jajaran rektorat. Mahasiswa terlihat antusias dalam memberikan pertanyaan.
Kunjungan diplomasi Dubes Vasyl di Yogyakarta diakhiri di Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM pada Jumat 23 September.
Di UGM, Dubes Vasyl berbicara mengenai puluhan ribu pelanggaran hukum perang oleh pihak Rusia. Lebih dari seribu anak-anak menjadi korban, sedikitnya 389 tewas dan 756 luka-luka.
Dia menyampaikan bahwa mahasiswa tidak boleh malas atau takut menggali suatu informasi lebih dalam agar tidak disesatkan oleh propaganda ketika membaca sebuah laporan, artikel, ataupun mendengar penjelasan dari seorang pakar.
“Persoalan apa pun yang kalian amati, tolong gali lebih dalam. Diplomat adalah orang-orang yang tahu bagaimana menggali dan mengenali akar permasalahannya sehingga tidak mudah disesatkan. Perang saat ini tidak hanya perang senjata, tetapi juga perang propaganda,” ucapnya.
Dia mengingatkan, bahwa agresi Rusia ke Ukraina adalah satu kemungkinan dari sebuah upaya untuk merekonstruksi sistem dunia yang mulai bergerak menjadi unipolar pasca runtuhnya Uni Soviet pada akhir 1991.