Maradona Pernah Bikin Dua Gol Menyakitkan, namun Jadi Inspirasi untuk Kebijakan Ekonomi Inggris
Legenda sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona. (Foto: Twitter @GaryLineker)

Bagikan:

JAKARTA - Berita duka datang dari dunia sepak bola. Salah satu legenda olahraga si kulit bundar, Diego Armando Maradona tutup usia di usia 60 tahun akibat serangan jantung.

Maradona adalah sosok ikonik, bahkan mungkin yang terbesar dalam sejarah sepak bola dunia. Namanya sejajar dengan legenda sepak bola Brasil, Pele.

Banyak cerita luar biasa dari pemilik gol tangan Tuhan itu. Salah satunya tentu adalah momen ketika dirinya membawa Argentina menjuarai Piala Dunia 1986.

Penampilannya begitu fenomenal. Yang paling diingat, tentunya saat dirinya tampil begitu luar biasa di partai perempat final kontra Inggris.

Kedua negara punya pemain bintang, di mana Inggris punya kiper Peter Shilton, gelandang Glenn Hoddle, dan tentu striker tajam Gary Lineker. Argentina juga punya bek Oscar Ruggeri hingga striker Jorge Valdano kala itu.

Namun nama yang paling bergema di Stadion Azteca Meksiko saat itu tetaplah Maradona. Sang legenda memborong dua gol kemenangan Tim Tango dalam laga yang berkesudahan 2-1 untuk kemenangan Argentina itu.

Dua gol Maradona adalah gol yang paling diingat dalam sejarah sepak bola. Seorang Lionel Messi pun sampai-sampai terinspirasi dan hingga berhasil meng-copy paste dua gol Maradona tersebut.

Yang pertama, adalah gol yang disebut sebagai Gol Tangan Tuhan. Sebuah proses gol yang unik, di mana ia mencetak gol di menit ke-51 melalui tangan kirinya dan "sah" karena tak terlihat wasit Ali Bin Nasser dari Tunisia.

Mungkin beda cerita jika saat itu ada Video Assistant Referee (VAR). Karena dalam tayangan ulang jelas terlihat Maradona dengan sengaja menyentuh bola dengan tangannya sebelum bola masuk ke gawang Peter Shilton.

Kemudian gol kedua Maradona yang dicetak di menit ke-55 tidak kalah fenomenal. Dirinya melakukan solo run dari wilayah pertahanan Argentina dan melewati empat pemain Inggris yakni Beardsley, Peter Reid, Terry Butcher, hingga Terry Fenwick.

Sang legenda pun berhasil melewati kiper Peter Shilton dan menceploskan bola ke gawang yang kosong. Sebuah gol indah pun tercipta, hingga pada 2002 lalu, gol itu dipilih sebagai yang terbaik di abad ke-20.

Inspirasi bagi eks-Gubernur Bank Sentral Inggris

Pada tahun 2005 silam, Sir Mervyn King, Gubernur Bank Sentral Inggris saat itu mendapatkan inspirasi dari gol kedua Maradona di laga perempat final antara Argentina kontra Inggris di Piala Dunia 1986 tersebut.

Sir Mervyn mencoba mengadopsi gol Maradona menjadi arah kebijakan ekonomi. Ia mencoba memodernisasi kebijakan Bank Sentral Inggris.

Mervyn mencoba menganalisa gol Maradona, dan menurutnya, sang legenda sebenarnya tidak meliuk-liuk dalam melewati lima pemain Inggris, alias hanya bergerak dalam garis lurus. 

"Bagaimana dia (Maradona) bisa mengalahkan lima pemain dengan berlari dalam garis lurus? Jawabannya adalah para bek Inggris bereaksi dengan menebak ke arah mana Maradona bergerak. Karena para bek mengharapkan Maradona bergerak ke kiri atau ke kanan, justru Maradona bisa bergerak dalam lurus," ujar Sir Mervyn dikutip dari Financial Times, Kamis 26 November.

Melihat itu, Sir Mervyn pun mencoba mengaplikasikan dalam kebijakan moneter. Jika dijabarkan, market atau pasar dalam ekonomi diibaratkan Sir Mervyn sebagai bek-bek Inggris yang dilewati Maradona.

Sementara otoritas moneter adalah Maradona sendiri. Dan inilah yang Sir Mervyn sebut sebagai Maradona Effect.

"Pasar harus dibuat yakin bahwa bank sentral akan mengubah-ubah kebijakan. Sehingga, pasar bereaksi terhadap persepsi perubahan tersebut. Padahal reaksi pasar itu yang sebenarnya dicari oleh bank sentral," tutur Sir Mervyn.

Dalam beberapa tahun terakhir menurut Sir Mervyn, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa telah mengalami periode di mana mereka mampu mempengaruhi jalur perekonomian tanpa membuat pergerakan besar dalam hal penetapan suku bunga. Para bank sentral hanya berjalan di garis lurus di tengah keinginan pasar yang sebenarnya tidak mengharapkan suku bunga tetap konstan.

Kini, Maradona telah tiada. Namun kita tetap bisa mengenang keindahan sepak bola melalui "karya-karya" besar yang telah ia ciptakan sepanjang hidup dan kariernya.

Karya Maradona mampu menginspirasi siapapun dan apapun di luar sepakbola, termasuk bagi dunia ekonomi sekalipun. Selamat jalan legenda. Selamat jalan Diego Armando Maradona!