Bagikan:

DENPASAR - Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun menyampaikan sebanyak 23 hotel bersertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability) telah siap 100 persen untuk delegasi KTT G20 November mendatang.

"Ada 23 hotel di kawasan Nusa Dua, Jimbaran, dan Kuta. Persiapannya sudah 100 persen," kata Tjok Bagus di Denpasar dilansir ANTARA, Rabu, 14 September.

Tjok Bagus mengatakan 23 hotel tersebut telah terbagi ke dalam beberapa kelas mulai dari hotel berbintang tiga, bintang emat, hingga hotel bintang lima.

"Dari sisi hotel yang dipakai sebagai tempat para delegasi sudah siap, baik itu fasilitas maupun standar CHSE atau pengamanan, karena itu polisi dan PHRI yang melakukan standarisasi," ujar Tjok kepada media.

Selain itu, pihak Dinas Pariwisata bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali juga telah melakukan serangkaian koordinasi untuk menyiapkan hotel di luar 23 tadi, menurutnya ini akan berguna apabila harus dilakukan pemindahan.

"Untuk daerah wisata juga sudah koordinasi dengan kabupaten kota, kepada kepala dinas pariwisata termasuk para pengelola agar fasilitas pendukungnya disiapkan dengan baik," kata Tjok Bagus.

Yang menjadi perhatian penting terkait akomodasi maupun lokasi tujuan para delegasi kata Tjok adalah catatan sertifikat CHSE. Menurutnya dengan memiliki sertifikasi bahwa lokasi tersebut sehat, aman dan nyaman maka optimis akan banyak kunjungan.

Tak hanya menyambut puncak KTT G20 pada November mendatang, hingga saat ini berkat serangkaian pertemuan internasional itu tingkat hunian dan kunjungan ke Bali telah meningkat.

Tjok Bagus menyebut kunjungan wisatawan mancanegara meningkat hingga 45 persen, salah satunya berkat KTT G20. Untuk memanfaatkan momentum itu, dinas pariwisata berupaya menyamaratakan kawasan di Bali dengan mengarahkan pertemuan agar dilakukan tak hanya di Bali Selatan.

"Upaya kita mendorong ada pelaksanaan event yang kaitannya dengan MICE dengan kapasitas kecil 150-an kita dorong diadakan di Candidasa atau Lovina yang memang pemerataan," ujarnya.

Terhadap para pelaku usaha di sektor pariwisata, Kadispar Bali itu meminta agar memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, dengan tetap mengikuti prosedur CHSE sebagai polanya.