DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali berencana untuk membangun jalur khusus bagi kendaraan listrik di kawasan-kawasan wisata seperti Kuta, Canggu, Berawa yang berada di Kabupaten Badung.
"Untuk kendaraan listrik itu kawasan-kawasan pariwisata terutama Kuta, Canggu, Berawa memang didorong untuk penggunaan motor listrik karena memang tujuannya agar kawasan itu lebih bagus udaranya," kata Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun di Denpasar dilansir ANTARA, Rabu, 14 September.
Tjok Bagus mengatakan daftar lokasi tersebut merupakan usulannya kepada Dinas Perhubungan Bali yang selanjutnya akan melaksanakan proses jalur khusus kendaraan listrik tersebut.
Kadispar Bali mengatakan tujuan dari pemilihan lokasi tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas destinasi, ditambah kawasan wisata di Kuta, Canggu, dan Berawa merupakan jalur kemacetan dengan polusi tinggi.
Kendati belum banyak wisatawan yang menggunakan kendaraan listrik, Tjok Bagus menyebut upaya ini akan berdampak baik agar wisatawan betah berada di Bali. Kebijakan ini juga merupakan rencana dari Gubernur Wayan Koster yang ingin menyiapkan pariwisata Bali yang berkelanjutan.
Dengan komitmen jalur khusus kendaraan listrik, lanjut dia, wisatawan akan merasakan nilai yang dimiliki Bali, rendah polusi dan kualitas destinasi tinggi akan sesuai bagi wisatawan yang menginginkan tempat sehat dan nyaman.
"Belum banyak wisatawan yang pakai (kendaraan listrik), tapi kita sudah ke arah sana. Kita siapkan regulasi itu, sudah ada videonya (sosialisasi) melalui YouTube. Kita sudah menyiapkan empat seri sehingga sudah ada edukasi ke orang asing," ujar Kadispar Bali tersebut.
BACA JUGA:
Sementara itu, Kepala Bidang ESDM Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan secara terpisah menyampaikan bahwa hingga saat ini pertumbuhan pengguna kendaraan listrik hanya memenuhi 15 persen dari target.
"Data per Juni 2022 kondisi kendaraan listrik untuk roda dua hampir 1.000, tepatnya 999 unit. Roda empat dan sebagian roda tiga totalnya 62. Target secara moderat 7.000-an jadi masih 15 persen yang terpenuhi," kata dia di Denpasar.
Setiawan menyebut angka ini masih dinamis karena peningkatan penggunaan harus dibarengi dengan kelengkapan infrastruktur. Selain jalur khusus kendaraan listrik, hal penting yang harus dirampungkan adalah SPKLU dan gerai penukaran baterai.