Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno angkat bicara terkait wacana penyesuaian harga BBM oleh pemerintah. Dia menilai ekonomi Indonesia saat ini memasuki era turbulensi karena ada inflasi.

"Di mana sekarang ibu-ibu sudah mulai merasakan harga-harga bahan pokok mulai naik. Cabai naik, telur, dan BBM diprediksi akan disesuaikan harganya, bukan naik," kata Sandiaga dalam keterangannya, Rabu 31 Agustus.

Sandiaga mengatakan, pada Selasa pagi harga minyak dunia berada di angka 105 dolar Amerika per barrel. Sehingga jika harga BBM tidak disesuaikan, maka subsidi akan sangat berat.

"Jadi ini berat sekali dari segi subsidi, kami menghitung kalau ini tidak disesuaikan, subsidi kita akan menembus Rp700 triliun," kata Sandi.

"Bayangkan kalau tambahan Rp200 triliun itu dibagikan saja ke masyarakat. Akan jauh lebih berdampak pada ekonomi kita dari pada kita mensubsidi BBM yang dinikmati bukan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah," lanjut dia.

Lebih lanjut, Sandiaga berkata yang paling tersiksa dengan harga BBM itu adalah masyarakat dengan penghasilan di bawah Rp3 juta. Terutama, 20 juta masyarakat yang masuk sebagai penerima manfaat bantuan pemerintah. Oleh sebab itu, ia mendorong perlu ada suatu kebijakan untuk mengatasi masalah ini.

"Kami mendorong satu kebijakan yang lebih berpihak pada kelas menengah ke bawah yaitu dengan memberikan bantuan sosial, bantuan langsung. Jadi bukan bantuannya subsidi kepada produk tapi subsidi kepada individu," kata Sandi.

"Ini yang lagi digodok mungkin 1-2 bulan lagi akan selesai hitungannya atau beberapa minggu ke depan. Kita tunggu nanti keputusan," pungkasnya.