JAKARTA - Kebangkitan produksi bawang putih di Jawa Tengah terus didorong. Salah satunya melalui Learning Center Bawang Putih di Kabupaten Tegal yang diresmikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Gubernur Ganjar Pranowo menginginkan learning center tersebut menjadi tempat belajar yang dinamis, dan menjadi pusat belajar bagi siapa pun, dan dari mana saja.
“Diharapkan Learning Center ini tidak menjadi ruang mati yang statis tapi menjadi ruang dinamis. Hasil pelatihan bisa juga diunggah agar bisa diakses banyak orang. Nantinya akan benar-benar menjadi tempat belajar, tidak hanya yang di Kabupaten Tegal, tetapi bagi siapa pun yang mau,” kata Ganjar dilansir dari laman Pemprov Jateng, Minggu 14 Agustus.
Ganjar menjelaskan, learning center tersebut berhasil diwujudkan atas kolaborasi antara Bank Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB), serta pemerintah daerah, baik provinsi maupun mabupaten/kota. Selanjutnya, tinggal kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah, agar dapat mencapai target pemenuhan kebutuhan bawang putih dalam negeri. Saat ini produksi bawang putih dalam negeri masih terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yakni baru sekitar 20 persen.
“Terima kasih BI dan IPB telah memfasilitasi. Tadi benih-benihnya sudah kelihatan betul, bahwa ini sudah diuji coba dan hasilnya sudah kelihatan. Tinggal kita melihat trennya. Harapan kita, capaian atau target yang diinginkan tadi bisa ya, mungkin swasembada bawang ya nggak lah, tapi mendekati produksi atau kebutuhan bisa tercukupi di atas 50 persen wajib menurut saya. Kalau sekarang baru 20 persenan, menurut saya itu terlalu kecil,” jelasnya.
Keberadaan learning center bawang putih di Kabupaten Tegal, merupakan bagian dari perintah Presiden RI Joko Widodo, untuk menjaga ketahanan pangan dan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan. Untuk gerakan nasional pengendalian inflasi, pemerintah pusat fokus pada bantuan benih cabai.
Sementara untuk daerah Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Tegal dan Temanggung, juga ditambah dengan bantuan benih bawang putih.
“Ini ada bawang putih, nasionalnya cabai, dan kita akan coba berdayakan nanti ke rumah tangga-rumah tangga untuk menanam, sehingga menjadi aksi nyata ini. Kami terima kasih kolaborasinya antara BI, IPB, kabupaten/kota di daerah, Kementerian menurut saya bagus. Tinggal genjot. Tempatnya dipilih, kasih penugasan di sana agar terukur. Terakhir kita pikirkan off taker-nya agar petaninya tersenyum,” ungkap Ganjar.
BACA JUGA:
Mengenai off taker, kata dia, dapat memakai kekuatan-kekuatan instansi, seperti dari pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD. Langkah itu selama ini sudah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dengan menjadi off taker sejumlah komoditas untuk menstabilkan harga. Dalam hal ini, Ganjar mencontohkan gerakan ASN membeli produk petani saat harga jual di pasaran turun.
“Itu bisa kita lakukan atau bisa juga dengan cara diolah. Sebenarnya olahan-olahan itu yang bisa menjaga. Kadang kita makan cabai itu kan maunya yang fresh tapi lihat nggak tadi ada yang olahan. Itu butuh kebiasaan saja sih. Kalau itu bisa dilakukan, maka kontrol inflasinya bisa lebih baik,” jelas Ganjar.
Sebelum menghadiri peresmian Learning Center Bawang Putih, Ganjar lebih dulu ikut memanen bawang putih bersama petani. Dalam panen tersebut juga hadir Deputi Gubernur BI Aida S Budiman, Rektor IPB Arif Satria, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra.
Deputi Gubernur BI, Aida S Budiman, mengatakan angka inflasi di Indonesia cukup tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Salah satunya bersumber dari komoditas pangan atau hortikultura. Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan ini merupakan perintah dari Presiden, untuk menjaga inflasi di Indonesia.
Gerakan ini dimulai dari Pulau Jawa bulan ini. Berikutnya akan dilakukan di Sumatera, Sulawesi, Papua, Kalimantan, dan terakhir di Bali-Nusa Tenggara.
“Inflasi kita yang hampir mencapai lima persen itu, 11,47 persennya dari pangan. Jadi seperti kata Pak Gubernur Ganjar, ini masalah perutnya bangsa. Makanya kita perlu menjaga,” ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra, menambahkan, hari ini juga diberikan bantuan berupa 17.845 benih cabai. Bantuan itu diberikan kepada kelompok wanita tani, subsistem, pesantren, dan kelompok tani di Jawa Tengah, agar ditanam di pekarangan dan lahan masing-masing.
“Cabai merah ada di Blora dan Pati, bawang merah antara Brebes dan Demak. Bawang putih di Tegal dan Temanggung,” katanya.