BANJARMASIN - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) Sigit Prasetia Kurniawan mengingatkan masyarakat pentingnya peningkatan kewaspadaan setelah penyakit cacar monyet (monkeypox) masuk menjangkiti negara di ASEAN.
"Penyakit ini telah terkonfirmasi menjangkiti warga di dua negara ASEAN, yakni Singapura dan Thailand, maka sekarang wajib kita waspada," kata dia di Banjarmasin dilansir ANTARA, Jumat, 29 Juli.
Sigit menjelaskan ada tiga prinsip penting yang harus dilakukan dalam penanganan suatu wabah penyakit, yakni deteksi, penelusuran dan karantina.
Deteksi yaitu kemampuan dalam mengenali indikasi cacar monyet jadi hal pertama yang harus dipersiapkan dengan baik.
Lantaran masuk klasifikasi zoonosis, cacar monyet tak cuma ditularkan antar hewan tapi juga dari hewan ke manusia.
Sigit menyebut cacar monyet memiliki masa inkubasi selama 15 hingga 21 hari. Pada 1 hingga 3 hari pertama setelah terpapar, penderita biasanya mengalami demam disertai nyeri kepala hebat.
Setelahnya muncul bintik seperti cacar, tapi khasnya bintik itu muncul sampai di telapak kaki dan tangan. Ini bisa berlangsung sampai 10 hari hingga mengering.
"Kalau sudah ada temuan seperti ini harus segera dilaporkan ke tenaga kesehatan baik di puskesmas, klinik atau rumah sakit untuk dilakukan penanganan medis dilanjutkan penelusuran kontak erat dan karantina untuk menekan risiko penyebaran," paparnya.
BACA JUGA:
Apalagi antar manusia, penyakit cacar monyet dapat menular melalui kontak langsung. Untuk itulah menurutnya penting segera dilakukan karantina jika ada pasien yang terkonfirmasi terpapar.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah menetapkan penyakit cacar monyet (monkeypox) sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia.
Dengan status tersebut artinya cacar monyet sudah menjadi ancaman kesehatan global.