Keluarga Anies Baswedan Harap Pernikahan Mutiara Baswedan di Ancol Tak Ganggu Kepentingan Umum
Akad nikah putri sulung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mutiara Baswedan (DOK ISTIMEWA)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggelar resepsi pernikahan putri sulungnya, Mutiara Annisa Baswedan di Putri Duyung Resort, Ancol, Jakarta Utara selama tiga hari, yakni mulai hari ini hingga Minggu, 31 Juli.

Adik Anies Baswedan, Abdillah Rasyid Baswedan berharap gelaran resepsi yang akan dihadiri oleh banyak pejabat tinggi, kerabat, dan sejumlah masyarakat ini tidak mengganggu kepentingan umum di sekitar Ancol.

"Kedua keluarga besar berharap dan memastikan kepada semua pihak agar akad dan resepsi pernikahan yang digelar di kawasan Ancol ini tidak mengganggu kepentingan umum," kata Abdillah dalam keterangannya, Jumat, 29 Juli.

Abdillah menjelaskan keluarga besar kedua calon mempelai menyepakati lokasi akad dan resepsi digelar di kawasan Ancol dengan berbagai pertimbangan penerapan protokol kesehatan pada area terbuka (outdoor) dan tertutup (indoor).

“Pertimbangan ini tentu menjadi perhatian kami untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes). Adanya ruang indoor dan outdoor sehingga prokes terkait Covid dapat kami jalankan dengan maksimal selain juga pembatasan tamu dalam satu ruang pertemuan. Prokes tetap terjaga tanpa mengurangi kekhidmatan akad dan resepsi," ujarnya.

Panitia juga telah memastikan untuk mengatur kehadiran tamu agar tetap mematuhi protokol kesehatan.

“Kami juga mohon kepada semua undangan untuk tetap menjaga prokes selama acara,” tambah Abdillah.

Pagi tadi, Mutiara dan suaminya, Ali Saleh Alhuraebi resmi melangsungkan akad nikah. Keduanya tampak mengenakan busana adat Yogyakarta. Hal ini diungkapkan oleh Abdillah Rasyid Baswedan, adik kandung Anies Rasyid Baswedan. Abdillah mengungkapkan, prosesi akad nikah berjalan lancar, khusyuk, dan khidmat.

"Prosesi akad nikah berjalan khusyuk dan khidmat penuh dengan nilai-nilai agama dan budaya. Kedua mempelai menggunakan pakaian adat Jawa, yaitu Yogyakarta,” ungkap Abdillah.

Sementara saat resepsi nanti, Tia mengenakan kebaya kutu baru berbahan velvet warna pink dan kain batik Yogya motif sido asih dan latar cemeng, sedangkan Ali mengenakan surjan dan kain batik Yogyakarta dengan motif sido asih dan latar cemeng.

Menurutnya, pakaian adat Jawa (Yogyakarta) juga digunakan Anies Baswedan dan Fery Farhati pada saat melangsungkan akad nikah pada 11 Mei 1996 silam.

“Selain pakaian adat yang sama, kisah Tia (Mutiara Baswedan) dan Ali ini sama dengan kisah Bapak Anies Baswedan dan Ibu Fery Farhati, yaitu sama-sama dipertemukan di kampus," ungkap Abdillah.

Diketahui, Anies Baswedan dan Fery Farhati dipertemukan di Kampus Biru, Universitas Gadjah Mada (UGM). Anies di Fakultas Ekonomi, sedangkan Fery di Fakultas Psikologi. Sementara itu, Tia dan Ali dipertemukan di Kampus Universitas Indonesia (UI). Tia dari Fakultas Hukum, sedangkan Ali dari Fakultas Kedokteran.

Lebih lanjut, prosesi akad nikah dilengkapi dengan khotbah nikah yang dibawakan oleh Ustaz Nasir Mansur, seorang ulama asal Jakarta dan lulusan Al Maliki Makkah. Setelah khotbah nikah, dilanjutkan prosesi ijab kabul.

Sebagai wali nikah, Anies Baswedan langsung mengucapkan ijab yang diikuti dengan kabul oleh mempelai pria. Hadir juga Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Pademangan, Saepulloh untuk melakukan pencatatan administrasi pernikahan.

Dua saksi pernikahan merupakan orang terdekat keluarga, yaitu paman dari mempelai pria dan kakek dari mempelai wanita.

Setelah prosesi akad nikah selesai dan resmi menjadi pasangan suami istri, mempelai pria ditemani oleh ayahnya dan Anies Baswedan menuju hall utama Candi Bentar untuk acara temu dan tukar cincin dengan mempelai wanita, Mutiara Annisa Baswedan.