Gelombang Tinggi Hambat Pencarian 4 ABK KM Intan Fortuna di Pulau Buru Maluku
Upaya pencarian terhadap empat awak KM. Intan Fortuna belum bisa dilakukan Basarnas bersama Polairud Polres Pulau Buru secara maksimal akibat tingginya gelombang laut, Selasa (13/7/2022). ANTARA/Kasatpolairud Polres Buru

Bagikan:

AMBON - Cuaca ekstrem angin kencang disertai hujan dan gelombang tinggi masih menjadi penghambat upaya pencarian  4 ABK KM Intan Fortuna oleh tim SAR gabungan bersama Satpolairud Polres Pulau Buru, Maluku.

"Untuk saat ini kami bersama Basarnas belum dapat melakukan pencarian terhadap empat orang ABK KM Intan Fortuna yangg masih hilang akibat gelombang tinggi," kata Kasatpolairud Polres Pulau Buru Ipda Jefry Manuhua dilansir ANTARA, Rabu, 13 Juli.

Menurut dia, operasi pencarian belum dapat dilakukan secara optimal namun Polres Buru telah berkoordinasi dengan jajaran Bhabinkamtibmas yang ada di polsek- polsek pesisir untuk menginformasikan jika ada nelayan maupun masyarakat yang melihat maupun menemukan agar dapat disampaikan supaya bisa diambil langkah lebih lanjut.

Empat ABK yang belum ditemukan adalah Rama, Jufri Lewalu, Yongki, serta Andreas Fangedae.

Sementara 12 awak lainnya, termasuk Sarifin Salam selaku nahkoda hari ini diizinkan meninggalkan RSUD dr. Salim Alkatiri Namrole, Kabupaten Buru Selatan setelah tiga hari menjalani perawatan medis.

KM. Intan Fortuna merupakan jenis kapal penampung berkekuatan 287 GT dan membawa 16 awak dan berangkat dari Muara Baru menuju Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru pada tanggal 25 Mei 2022 pukul 18:00 WIB dengan membawa muatan ikan.

Kemudian pada tanggal 25 Juni 2022 pukul 22.00 WIT, kapal bertolak dari Kepulauan Aru menuju Muara baru, kemudian pada tanggal 27 Juni 2022 pukul 02.00 wit kapal dihantam badai dan gelombang sehingga mengakibatkan kapal terbalik di kepulauan Maru.

"Pada tanggal 9 Juli 2022 pukul 02.00 wit 12 ABK kapal ditemukan mengambang oleh nelayan Desa Pertama Buru Selatan atas nama la Oti Sampulawa dalam keadaan selamat," jelas Kasatpolairud.

Selanjutnya 12 awak ini dievakuasi menuju Desa Lektama dan diberikan perawatan di RSUD Namrole, sementara empat awak lainnya terpisah dan belum diketahui nasibnya.