Kabar Bekas Lokalisasi Dolly Surabaya jadi Prostitusi Terselubung, Camat Sawahan Menepis: Hanya Rumor, Pengamanan 24 Jam
Ilustrasi-Sejumlah petugas Satpol PP dibantu TNI-Polri saat melakukan patroli di kawasan eks lokalisasi Dolly, Kota Surabaya/Via ANTARA

Bagikan:

SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya memastikan praktik prostitusi terselubung di bekas lokalisasi Dolly, Jawa Timur tidak ada. Informasi yang beredar sebatas rumor. 

"Saya pastikan bahwa Dolly dibuka kembali tidak ada. Itu hanya sebatas rumor, ternyata setelah dicek di lapangan ada yang mau coba-coba dengan praktik-praktik terselubung. Artinya, orang lewat diawe-awe (dipanggil) kemudian ditunjukkan gambar (perempuan)," kata Camat Sawahan M. Yunus di Surabaya, Antara, Minggu, 10 Juli. 

Menurut dia, bekas lokalisasi Dolly di Jalan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya itu saat ini telah menjelma menjadi kawasan perdagangan serta usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Stigma buruk lokalisasi yang dulu pernah tersemat di kawasan tersebut, telah berubah seiring dilakukan penutupan oleh Pemkot Surabaya pada 2014.

Meski resmi telah ditutup sewindu silam, Pemkot Surabaya tidak melepas begitu saja. Pengawasan untuk mencegah adanya praktik-praktik prostitusi terselubung pun rutin dilakukan.

Tentunya pengawasan ini dengan melibatkan tiga pilar Kecamatan Sawahan yang terdiri dari jajaran Satpol PP, TNI dan Polri.

Yunus memastikan, eks lokalisasi Dolly sudah ditutup permanen. Secara resmi, kawasan yang dulu identik dengan pusat "kongkow" pria hidung belang ditutup Pemkot Surabaya pada Rabu, 18 Juni 2014.

Pemeran karakter "New Man - Protokol Kesehatan" itu mengakui, selama ini jajarannya rutin melakukan patroli tiga pilar di lapangan. Patroli pengawasan ini diikuti jajaran Satpol PP, Kepolisian dan TNI setempat. Itu untuk memastikan tidak adanya praktik-praktik terlarang seperti prostitusi.

"Selama ini penanganan kami ini kan patroli, teman-teman Satpol PP satu jam-setengah jam di situ, kemudian geser. Ketika anggota atau pun saya di lapangan buyar (selesai), tidak ada kegiatan (prostitusi) itu," kata Yunus.

Namun, Yunus mengakui, ada oknum yang ingin memanfaatkan waktu lengahnya petugas. Lebih hematnya, oknum itu diduga menawarkan praktik prostitusi terselubung saat petugas lengah.

Mendapati hal itu, Yunus mengambil tindakan pengamanan 24 jam di dua titik yakni pada malam hingga subuh, petugas dibagi untuk pengamanan di Jalan Putat Jaya Lebar B serta pertigaan Jalan Kupang Timur.

Beberapa tahun lalu, kata Yunus, sejumlah oknum pernah ditemukan sempat bermain praktik prostitusi terselubung di eks lokalisasi Dolly. Temuan itu terjadi pada sekitaran tahun 2016-2017. Namun aksi terselubung mereka terendus aparat setempat sehingga sejumlah oknum itu tertangkap dan dijatuhi hukuman pidana.

Rumor adanya praktik prostitusi terselubung di eks lokalisasi Dolly mendapat tanggapan warga di sana. Satu di antaranya adalah Ila. Perempuan yang sehari-harinya berjualan sate di kawasan Putat Jaya berharap, tidak ada yang membuat rumor eks lokalisasi Dolly kembali dibuka.

"Jangan ada yang ngasih rumor-rumor seperti itu. Kami itu sudah mau berusaha menjadi orang yang baik. Jadi, jangan sampai, cap (stigma) kita yang dulu (negatif) seperti itu dikeluarkan lagi," kata Ila.

Anggota Komisi A DPRD Surabaya Imam Syafii sebelumnya melakukan penelusuran di Jalan Girilaya dan menemukan masih adanya praktik prostitusi di bekas lokalisasi Dolly.

"Sebenarnya tidak hanya eks lokalisasi Dolly saja, tapi juga Moroseneng, Sememi. Padahal di kedua bekas lokalisasi ini sudah terdapat usaha padat karya yang dibuat oleh Pemkot Surabaya," kata Imam.

Mendapati hal itu, Imam berharap, ada upaya serius yang bisa dilakukan Pemkot Surabaya dalam mengatasi persoalan sosial itu.