Bagikan:

JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengidentifikasi sejumlah situasi yang diduga sebagai faktor pemicu kenaikan laju kasus positif dan aktif COVID-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.

"Sampai saat ini belum bisa disimpulkan kenaikan kasus positif dan kasus aktif di Indonesia, tapi beberapa potensinya diidentifikasi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dikutip Antara, Selasa, 14 Juni.

Situasi pertama, berkaitan dengan mobilitas penduduk yang saat ini terus meningkat jika dibandingkan situasi 2021. Pelandaian kasus COVID-19 berpotensi meningkatkan interaksi masyarakat dari satu tempat ke tempat lain.

Wiku mengatakan aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal di tempat publik maupun kegiatan berskala besar yang dihadiri banyak orang, berpotensi meningkatkan interaksi antarmasyarakat yang dapat meningkatkan potensi penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Situasi lainnya yang juga diidentifikasi oleh Satgas, kata Wiku, adalah kedisiplinan pada protokol kesehatan (prokes) yang terlihat longgar di masyarakat, seiring dengan pelandaian kasus.

"Penggunaan masker di lingkungan permukiman dan tempat umum mulai longgar," katanya.

Faktor lainnya yang diduga menyebabkan angka kenaikan kasus adalah ancaman mutasi virus baru berupa subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang sudah masuk di Indonesia.

"Varian ini dilaporkan di Indonesia 6 Juni 2022," katanya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah kasus subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia hingga hari ini berjumlah 20 kasus. Terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5.

Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir terjadi kenaikan kasus mingguan COVID-19 dari 1.800 kasus di akhir Mei 2022 menjadi 3.600 kasus pada pekan lalu.

Kasus aktif juga mengalami peningkatan dari 2.900 kasus per akhir Mei 2022 menjadi 4.900 kasus per 13 Juni 2022.

Meski demikian, jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia berjumlah 574 kasus per 11 Juni 2022 bisa dikatakan lebih rendah jika dibandingkan sejumlah negara tetangga. Malaysia 1.709 kasus, Thailand 2.474 kasus, Singapura 3.128 kasus, India 8.582 kasus, Australia 16.393 kasus.

"Jumlah kasus harian di Indonesia masih relatif rendah bila dibandingkan jumlah populasi yang sangat besar," katanya.