JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno meminta para pengelola destinasi wisata untuk meningkatkan standar keamanan bagi wisatawan. Hal itu terkait dengan musibah yang menimpa putra Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Sungai Aare, Swiss.
Dia mengatakan kecelakaan di tempat wisata bisa terjadi di mana pun, termasuk Swiss yang dikenal sebagai negara maju.
"Swiss adalah negara yang sangat maju dari segi pariwisata dan ekonomi kreatif sampai kepada wisata sungai, danau, dan sebagainya. Namun, kita juga bisa belajar bahwa harus terus meningkatkan sertifikasi CHSE, cleanless, health, and safety. Destinasi harus memiliki sistem untuk mengidentifikasi kebutuhan pengunjung dari segi komponen dan kesehatan," ujar Sandiaga dalam keterangannya, Selasa 31 Mei.
Sandiaga juga menyampaikan keprihatinannya atas kecelakaan yang menimpa anak Ridwan Kamil, Emmiril Mumtadz atau Eril, yang hilang di Sungai Aare, Swiss.
"Saya juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia terus mendoakan agar Eril dapat ditemukan dengan selamat. Di setiap salat saya mengirimkan doa juga membacakan Al-Fatihah bagi Eril dan bagi Kang Emil, Bu Atalia (istri Ridwan Kamil) dan sekeluarga," kata Sandiaga.
Sebagai bentuk simpati sebagai teman dekat dan juga sesama ayah, Sandi mengatakan dirinya akan mematikan sementara aktivitas di media sosial pribadinya.
Sehingga segala informasi mengenai kegiatan pariwisata hanya akan disampaikan secara resmi melalui akun media sosial Kemenparekraf.
"Saya memutuskan untuk switch off medsos Sandi Uno untuk beberapa waktu ke depan agar Kang Emil diberikan ketenangan, kita berdoa, mengetuk pintu langit agar diberikan terbaik untuk keluarga Bapak Gubernur Jawa Barat yang sangat kita cintai," ujarnya.
BACA JUGA:
Terkait dengan imbauan keamanan, Sandiaga berencana memulai inspeksi fasilitas pariwisata untuk memastikan standar CHSE telah dipatuhi para pengelola destinasi.
Sandi menegaskan bahwa memastikan tingkat kebersihan, keamanan, dan kenyamanan di tempat wisata bagi pengunjung menjadi tanggung jawab bersama bagi pengelola pariwisata, pemerintah daerah, dinas pariwisata, termasuk juga pemerintah pusat.
"Kami akan mencoba (lakukan inspeksi) salah satu destinasi wisata buatan. Tapi juga kita memiliki destinasi alam yang harus diperhatikan aspek keselamatannya," ungkapnya.