JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengaku optimistis pandemi COVID-19 akan berakhir pada tahun ini sejalan dengan sudah dimulainya proses transisi dari era pandemi.
“Dengan demikian, ke depan kita bisa semakin fokus pada pemulihan ekonomi,” kata Moeldoko dalam siaran pers dikutip Antara, Selasa, 24 Mei.
Moeldoko menyampaikan keberhasilan Indonesia memasuki masa transisi setelah pandemi merupakan hasil kerja keras seluruh komponen bangsa di bawah komando Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia menyebut semboyan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, telah membangkitkan kerja sama semua lini, baik dari kalangan tenaga kesehatan, anggota TNI/Polri, Satgas Penanganan COVID-19 dari jajaran pemerintah pusat hingga tingkat RT/RW.
“Semboyan Indonesia Tumbuh, Indonesia Tangguh adalah representasi semangat dan jiwa masyarakat Indonesia, termasuk para ibu yang harus jungkir balik mengatur ekonomi rumah tangga dan mengajar anak di rumah," katanya.
BACA JUGA:
Moeldoko juga menyampaikan terima kasih atas Achievement Award atau penghargaan yang diberikan oleh media digital Times Indonesia Network.
“Terima Kasih telah menobatkan saya sebagai Bapak Tangguh Nasional. Penghargaan ini juga untuk pahlawan-pahlawan yang berada di garis depan dalam penanganan COVID-19,” kata Moeldoko.
Sementara itu, Direktur Times Indonesia Network Sri Widji Utami menuturkan penyerahan penghargaan (Achievement Award) karena Moeldoko telah bekerja secara nyata dalam penanganan COVID-19.
“Beliau telah menginisiasi dan mengawal langsung program-program penanganan COVID-19 seperti program Posko Tangguh yang ada hingga di level RT/RW dan program Sejiwa. Pak Moeldoko juga salah satu tokoh yang menggaungkan istilah protokol kesehatan,” kata Sri Utami yang kerap disapa Naning seperti dikutip dari keterangan Kantor Staf Presiden (KSP).
Naning juga merinci beberapa tokoh publik lain yang mendapat Achievement Award seperti halnya Presiden Joko Widodo dan beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju.
"Kami juga memberikan penghargaan pada bapak Presiden Joko Widodo, beberapa menteri, kepala daerah, dan tokoh masyarakat. Penilaian melibatkan pakar, akademisi, dan tentunya dewan redaksi Times Indonesia," katanya.