JAKARTA - Mabes Polri menyebut ada perubahan peredaran narkoba di Indonesia. Indonesia yang sebelumnya hanya sebagai tempat transit pengiriman narkotika, kini justru menjadi sasaran atau lokasi peredaran.
"Indonesia sebagai tempat peredaran ya, kalau boleh kita katakan dulu (tempat, red) transit sekarang tempat peredaran," ujar Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno H. Siregar kepada wartawan, Jumat, 20 Mei.
Berdasarkan pemetaan, Indonesia menjadi tempat peredaran karena memiliki jumlah penduduk yang besar. Sehingga, sangat berpotensi menjadi pengguna narkotika.
Bahkan, Indonesia pun disebut salah satu negara penghasil ganja terbesar. Hal ini dibuktikan temuan ladang ganja yang luas di wilayah Mandailing Natal, Sumatera Utara.
"Itu berkorelasi dengan masih tinggi tingkat prevalensi, dan juga potensi pengguna sesuai dengan jumlah penduduk Indonesia," ungkapnya.
Sementara untuk narkotika jensi sabu, lanjut Krisno, Indonesia hanyalah tempat peredaran. Sebab, dari rentetan pengungkapan, peredaran sabu selalu berujung dari luar negeri.
Setidaknya ada dua negara yang tercatat paling banyak menyelundupkan sabu ke Indonesia. Modus yang kerap ditemukan pun dengan menyamarkan menggunakan kemasan teh.
"Sabu ini source country-nya yang masuk ke Indonesia itu 2, negara sumbernya. yang pertama dari Myanmar," kata Krisno.