Danny Pomanto Disindir Elektabilitas Campur Beras, Timses Adama: Jangan Asal Bicara
Calon Wali Kota Makassar Danny Pomanto/DOK. Instagram dpramdhanpomanto

Bagikan:

MAKASSAR - Juru Bicara Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi (Adama) menanggapi sindiran politikus Golkar Risman Pasigai soal elektabilitas tertinggi survei Celebes Research Center (CRC) karena faktor terkait bagi-bagi sembako. Tim Adama menegaskan, pasangan calon nomor urut satu tidak pernah terlibat dalam politik uang. 

"Biar nanti penegak hukum yang putuskan, kami menghargai proses hukum yang berjalan," kata Jubir Adama, Indira Mulyasari dikonfirmasi VOI, Kamis,15 Oktober.

Politikus NasDem ini menegaskan Danny Pomanto-Fatmawai mengikuti segala aturan yang ditetapkan dalam proses Pilkada Makassar. Soal dugaan bagi-bagi sembako, Indira kembali menyebut hal itu dilakukan individu yang tak ada kaitannya dengan Adama atau pun timses. 

"Kita memang tidak pernah membagikan beras, semua kami menyesuaikan dengan aturan dari penyelenggara. Tim sudah terbriefing dengan baik," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Tim Hukum Adama, Mochtar Djuma meminta agar sindiran politikus Golkar itu bisa dibuktikan soal kaitan elektabilitas Adama dengan kasus yang ditangani Bawaslu Makassar. 

"Kalau dia bisa buktikan, jangan asal bicara, kalau bisa dibuktikan. (Bagi sembako) itu perbuatan di luar dari kampanye, pokoknya tim kita tidak ada seperti itu, yang pasti tim hukum tetap jalan dan memantau hal itu," ujarnya.

"Jadi itu hanya merupakan issue murahan yang tidak perlu ditanggapi," sambung Mochtar Djuma. 

Sebelumnya, Politikus Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel), Muhammad Risman Pasigai menyindir pasangan calon nomor urut 1 di Pilkada makassar, Danny Pomanto-Fatmawati Rusdi (Adama). Menurutnya, elektabiltas Adama tinggi berdasarkan survei Celebes Research Center (CRC) karena faktor lain.  

Faktor lain yang dimaksud Risman adalah dugaan politik uang bermodus pembagian beras. Dugaan pelanggaran pemilu sekaligus pelanggaran sedang ditangani Bawaslu Makassar.

"Kalau hasil survei elektabilitas calon itu tinggi ya wajar, jangan heran karena dicampur-campur dengan beras. Kita lihat saja, apakah cara itu bisa berhasil di Makassar, apalagi kan sudah diproses di Bawaslu," kata Risman, Rabu, 14 Oktober.