Bagikan:

JAKARTA - Enam rumah warga dan kantor di kompleks sekretariat Lembaga Pembinaan Keagamaan Buddha (LPKB) di desa Mareje, Kecamatan Lembar, Lombok Barat dibakar Selasa, 3 Mei lalu. Peristiwa ini semakin menegaskan kalau rapuhnya solidaritas sesama warga bangsa.

"Tindak kekerasan semacam ini semakin memperlihatkan rapuhnya solidaritas sesama warga bangsa. Di sisi lain, peristiwa ini juga menunjukkan semakin menguatnya eksklusivitas keagamaan serta mudahnya masyarakat untuk diprovokasi," ucap Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow dalam keterangan resminya, Kamis 12 Mei.

PGI secara tegas bilang, peristiwa itu merupakan tindakan intoleransi dan kriminal yang sangat bertentangan dengan Pancasila, Konstitusi, dan Hak Asasi Manusia.

PGI khawatir, kalau hal semacam ini terus menjadi pola dalam merespons segala peristiwa yang terjadi di masyarakat, maka akan mengakibatkan semakin memburuknya situasi kebangsaan.

PGI bersimpati kepada korban pembakaran rumah warga di Lombok yang telah memicu kepanikan masyarakat beragama Buddha di Lombok.

Mereka juga mendesak aparat penegak hukum, TNI, dan Polri untuk mengusut tuntas pelaku dan aktor intelektual di balik peristiwa ini agar kemudian dapat ditindak sesuai prosedur hukum yang berlaku.

"Meminta kepada tokoh agama dan masyarakat di Lombok untuk lebih mengedepankan dialog inklusif dan membangun jejaring lintas agama guna melakukan langkah antisipasi dan mitigasi lapangan," kata Jeirry.

"Pemerintah pusat dapat melakukan rehabilitasi atas kerusakan fisik bangunan dan pemulihan kepada korban serta memberikan jaminan perlindungan hukum dan sosial kepada korban," tandasnya.