JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan penyebaran hepatitis akut tidak seperti penularan pada penyakit-penyakit pandemi.
"Kesimpulannya sampai sekarang penyebarannya tidak seperti penyakit-penyakit pandemi karena kalau menular kan saya katakan pasti teman-teman kena, ini tidak terjadi," kata Budi Gunadi di Istana Wakil Presiden, Jakarta, dilansir Antara, Rabu, 11 Mei.
Sebelumnya Budi Gunadi menyebut tercatat ada 15 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia, tiga kasus pertama dilaporkan pada 27 April 2022 atau beberapa hari setelah WHO menyampaikan ada kejadian luar biasa di Eropa.
"Kita sudah bicara dengan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Amerika, CDC Inggris, klasterisasi itu tidak terjadi. Itu nomor satu. Jadi ini tidak semenular yang dibayangkan banyak orang," ungkap Budi Gunadi.
Menurut Budi Gunadi, kasus hepatitis akut di Inggris dan AS juga masih mencari penyebab penyakit tersebut.
"Masih belum tentu Adenovirus, karena ada juga balita yang kena tetapi tidak ada Adenovirusnya, kalau ini benar Adenovirus pasti seharusnya akan ada, jadi memang dicari apakah benar karena virusnya atau karena kombinasi kesehatan lingkungannya yang kurang atau genetiknya, jadi sementara masih belum bisa diambil kesimpulan, tapi yang sudah pasti bahwa penularannya jauh lebih rendah dibandingkan yang lain," jelas Budi.
Budi pun menjelaskan bagaimana cara pencegahan penyebaran penyakit hepaitits akut oleh masyarakat.
"Yang penting cuci tangan yang rajin sebelum masuk makanannya, makanannya kalau bisa dimasak dengan baik, dua itu saja, khususnya untuk anak-anak ya," tambah Budi.
Budi pun meminta agar respons masyarakat tidak berlebihan terhadap hepatitis akut tersebut.
"Hepatitis akut di kita 15 (kasus) dari 270 juta (penduduk), beda dengan COVID-19 yang seharinya sekarang 200 (kasus), jadi ini jauh di bawah COVID-19 penularannya, mungkin di bawah cacar, di bawah kolera, TBC supaya jangan terlalu berlebihan dan sampai sekarang belum terbukti penularannya disebabkan oleh virus," tegas Budi.
BACA JUGA:
Kementerian Kesehatan telah membuat Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).
Untuk mencegah penularan hepatitis akut, melalui saluran pernafasan, Kemenkes pun meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.
Upaya lainnya adalah pemahaman orang tua terhadap gejala awal hepatitis akut yaitu mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.
Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.
Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.