Bagikan:

POSO – Banjir yang melanda sejumlah daerah di Sulawesi Tengah memerlukan perhatian lebih serius. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah telah melakukan gerak cepat dalam penanganan banjir di sejumlah desa di Kabupaten Poso.

"Kami sudah melakukan koordinasi dengan BPBD Poso dan menurunkan tim ke lokasi kejadian untuk penanganannya," ujar Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Sulteng Andi Sembiring ditemui di Palu, Kamis, 5 Mei.

Data BPBD Sulteng, sebanyak empat desa di wilayah tersebut diterjang banjir akibat curah hujan yang tinggi. Banjir pertama terjadi di Kecamatan Pamona Tenggara, Kabupaten Poso, Rabu 4 Mei  pukul 20.00 Wita.

Banjir mengakibatkan dua desa yakni Desa Korobono dan Desa Salindu terendam air. Sebanyak 89 kepala keluarga (KK) di dua desa tersebut terdampak.

Banjir kedua terjadi pada Kamis, 5 Mei  sekitar pukul 04.00 Wita dinihari. Banjir itu merendam dua desa, yakni Desa Kaduwaa dan Desa Alitupu, Kecamatan Lore Utara. BPBD Sulteng mencatat, 269 KK terdampak akibat banjir bandang.

"Di Pamona Tenggara itu kebutuhan mendesak adalah normalisasi air sungai, Sungai Gimpu dan Sungai Korobono, kalau di Lore Utara sebagian warga mengungsi dan kebutuhan mendesaknya air bersih, selimut dan normalisasi air sungai di wilayah itu," ujarnya.

Dari pantauan BPBD, saat ini banjir di empat desa di dua Kecamatan tersebut telah surut. "Situasi akhir, air sudah surut," terangnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Meteorologi Palu menyebutkan, lima daerah di Sulawesi Tengah berstatus waspada bencana banjir dan tanah longsor yang disebabkan karena tingginya curah hujan di sejumlah wilayah tersebut.

Lima daerah tersebut yakni Kabupaten Tolitoli, Buol, Poso, Tojo Unauna, dan Kabupaten Banggai.