Hepatitis Misterius  Berbahaya, Kenali Gejalanya Seperti Berikut Ini Menurut Ahli
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Jakarta Mohammad Syahril . (foto: dok. antara)

Bagikan:

JAKARTA – Hepatitis misterius, termasuk jenis penyakit baru. Ada beberapa gejala yang ditunjukkan oleh penyakit ini. Menurut Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Jakarta Mohammad Syahril beberapa gejala itu semisal perubahan warna kuning di sekitar mata dan badan serta hilang kesadaran. Ini menjadi penanda gejala berat yang dialami pasien infeksi Hepatitis misterius.

"Kalau dirujuk ke rumah sakit, biasanya sudah dengan gejala yang lebih berat, misalnya kuning di mata atau seluruh badan dan tanda-tanda laboratorium yang tinggi," kata Mohammad Syahril dalam konferensi pers secara virtual yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Kamis siang, 5 Mei.

Tanda-tanda laboratorium yang dimaksud adalah hasil pemeriksaan sampel darah pasien yang menunjukkan peningkatan enzim hati (SGOT/SGPT) hingga 500 u/L.

Dalam acara yang sama, Dokter Anak Konsultan Gastrohepatologi di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta Hanifah Oswari mengatakan gejala awal yang spesifik di antaranya diare, mual, muntah hingga sakit perut.

Bila gejala itu berlanjut, menurutnya pasien akan mengalami gangguan pembekuan darah dan penurunan kesadaran. Pada kondisi terparah, tim medis perlu melakukan transplantasi hati demi mencegah kematian.

"Kasus ini bukan disebabkan Hepatitis A, B, C, dan E. Penyakit ini menyerang anak-anak di bawah 16 tahun dan lebih banyak lagi di bawah 5 tahun," kata Hanifah seperti dikutip Antara.

Hepatitis akut bergejala berat disebut misterius karena faktor pemicu penyebabnya belum diketahui. Selain itu, gejala berat yang timbul datang dalam waktu bersamaan dan cepat.

"Hepatitis akut sebetulnya ada banyak di Indonesia, tapi khusus Hepatitis akut berat ini belum tahu penyebabnya," katanya.

Ia juga menyampaikan beberapa upaya pencegahan untuk menghindari penyakit hepatitis akut di antaranya mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan makanan dan minuman, tidak berbagi alat makan maupun minum dengan orang lain, dan hindari kontak dengan pasien.

"Pada umumnya sama seperti pencegahan COVID-19, 3M (menjaga jarak, memakai masker dan menghindari kerumunan)," katanya.

Jika menemukan gejala yang spesifik, kata Hanifah, maka pasien perlu segera dibawa ke Puskesmas terdekat atau rumah sakit untuk mendeteksi secara spesifik gejala yang dialami.