Kunjungi China, Luhut Bahas Kerja Sama Inovasi Tanaman Obat untuk Vaksin Corona
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan selaku Utusan Khusus Presiden Indonesia melakukan kunjungan resmi ke Yunan, China. Kunjungan ini guna membahas kerja sama antar kedua negara, salah satunya dibidang kesehatan.

Dalam pertemuan ini, Luhut sekaligus berperan sebagai Koordinator Kerja Sama Indonesia dengan China. Kedatangannya atas undangan Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi. Kunjungan ini berlangsung selama dua hari yaitu 9 dan 10 Oktober.

Menko Luhut dan Menteri Luar Negeri Wang Yi menggarisbawahi pentingnya untuk kedua negara bersinergi lebih erat pada tatanan bilateral, regional dan multilateral, khususnya dalam menghadapi situasi dunia yang tidak menentu akibat pandemi COVID-19.

"Perdagangan dan investasi, kesehatan, pendidikan dan riset, vaksin, e-commerce, intelegensi artifisial (kecerdasan buatan) serta pertukaran budaya dan masyarakat menjadi topik bahasan utama dalam pertemuan bilateral ini," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Minggu, 11 Oktober.

Berbagai permasalahan atau hal penting dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut. Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah China akan menindaklanjuti permohonan dari Menko Luhut agar ada peningkatan akses pasar untuk buah tropis, produk perikanan dan seafood, serta sarang burung wallet dan penambahan impor batu bara dari Indonesia.

Tak hanya itu, Menlu China juga akan ikut mendorong keterlibatan perguruan tinggi China dalam pengembangan pusat konservasi, penelitian dan inovasi tanaman obat China-Indonesia di Humbang Hasudutan, Sumatera Utara.

"Pusat ini bisa kaya sekali dengan herbal yang berjumlah 30,000 species lebih, saya berharap dukungan dari Zhejiang University, Yunnan University, dan Pusat Riset Unggulan di Bidang Tanaman Obat dan Industri Terkait," tuturnya.

Kerja sama 'Two Countries Twin Parks' yang sejak tahun lalu diusulkan oleh Pemprov Fujian juga akan ditindaklanjuti oleh Menlu Wang Yi. Luhut berharap, kerja sama ini bisa segera direalisasikan. Dari sisi Indonesia, sudah ada lokasi di Bintan seluas 4000 ha dengan infrastruktur pendukung yang sudah relatif baik.

"Konsep kerja sama ini juga bisa dikembangkan menjadi 'Two Countries Twin Parks with Multiple Zones', dengan menyiapkan setidaknya tiga Kawasan Industri: Bintan, Batang dan Aviarna Semarang," ucapnya.

Pengembangan Tsinghua South East Asia Center di Pulau Kura-Kura, Bali juga menjadi perhatian Pemerintah China. Dalam pertemuan Menko Luhut menyampaikan harapannya agar Pemerintah China dapat mendorong para profesor dan pakarnya melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua South East Asia Center dan agar perusahaan teknologi seperti Huawei, dan Tencent ikut berinvestasi di sana.

Dalam kesempatan yang sama, Menlu Wang Yi menyatakan bahwa pihak China selalu memandang hubungan China-Indonesia dari sudut strategis. Kedua negara diharapkan dapat memperkokoh saling percaya politik dan terus memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan.

"Kerja sama di berbagai area telah mencapai progress yang luar biasa cepat," ujar Wang Yi.

Terkait dengan kerja sama alih teknologi vaksin, Menlu Wang Yi menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara dengan kapasitas produksi vaksin terkuat di Asia Tenggara sehingga bisa menjadi peluang bagi perusahaan China.

"Kami akan mendukung perusahaan kami untuk meningkatkan kerja sama, khususnya berbagi teknologi dan pengalaman, supaya Indonesia bisa menjadi pusat produksi vaksin di kawasan Asia Tenggara," tuturnya.

Selain itu, kerja sama program pengentasan kemiskinan berbasis Iptek belajar dari pengalaman China. Program ini akan menjadi salah satu kerja sama strategis jangka panjang kedua negara ini.

Wang Yi mengatakan, akan menindaklanjuti permintaan Menko Luhut agar China dapat berbagi pengalaman melalui program ini melalui K/L yang terkait.

"Di era pandemi ini, kami masih bisa membebaskan semua kemiskinan sesuai target schedule kami, dan ini merupakan pertama kalinya sudah menghapuskan kemiskinan murni dalam sejarah 5.000 tahun. Kami bersedia berbagi pengalaman dengan Indonesia, dan akan menghubungkan dengan kantor yang terkait," katanya.